Nabire, Jubi – Konflik antar warga di Topo, Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah, berdampak terhadap aktivitas warga di Nabire. Selain membuat seluruh sekolah di Nabire diliburkan, konflik itu juga membuat banyak warga menghindari aktivitas di luar rumah.
Pada Jumat (9/6/2023), suasana di Nabire cenderung sepi. Terminal Oyehe dan sejumlah pasar di Nabire juga tampak lebih lengang.
Salah satu warga Nabire, Markus Tebai yang dijumpai di Pasar Karang Tumaritis pada Jumat menyebut pasar itu mulai sepi sejak Kamis (8/6/2023). Warga cenderung mengurangi aktivitasnya pasca sejumlah kekerasan yang terjadi di Topo sejak Senin (5/6/2023).
“Mereka memilih tinggal di dalam rumah, mengantisipasi [kemungkinan] saling serang sesama warga yang bertikai di Topo. Kami was-was [meskipun situasi] pada Kamis aman-aman saja. Puji Tuhan keadaan di kota aman aman saja,” katanya.
Menurut Tebay, pada Jumat ada sekelompok warga yang berpawai di Nabire. Pawai itu berjalan lancar tanpa menimbulkan insiden.
Tebay berharap konflik antar warga di Topo bisa segera didamaikan. “Kami harap persoalan itu bisa diselesaikan dengan baik. [Jika konflik berlanjut], warga yang tidak tahu apa-apa bisa [menjadi] korban. Hal itu tidak diharapkan semua pihak,” katanya.
Tebay juga berharap pihak yang terlibat konflik itu bisa menenangkan massa, agar kekerasan tidak meluas. “Kami sangat sedih dengan kejadian itu, apalagi [yang menjadi] korban [justru pihak] yang tidak tahu apa-apa,” ujarnya. (*)