Jayapura, Jubi – Para calon wartawan Jubi kembali menjalani serangkaian tes sebelum masuk pada program diklat yang akan digelar manajemen, Agustus mendatang.
Sejumlah 22 orang menjalani psikotes yang digelar manajemen PT. Media Jubi Papua, Rabu (26/7/2023) di salah satu Hotel di Kota Jayapura.
Pemimpin redaksi Jubi, Jean Bisay mengatakan psikotes kali ini merupakan tes ketiga dari rangkaian proses rekrutmen calon wartawan yang dipersiapkan untuk mengikuti diklat jurnalistik jubi.
“Setelah ini akan dilakukan tes kesehatan dan wawancara,” kata Bisay.
Psikotes yang dilakukan ada beberapa item atau jenis materi tes seperti berkepribadian dan jujur, memiliki kemampuan bekerja dalam tim, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan tidak cepat puas, berwawasan luas, independen, siap bekerja di bawah tekanan serta cermat dan teliti.
“Psikotes melibatkan tim Bimbingan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan atau FKIP Universitas Cenderawasih,” kata Bisay.
Pelaksana harian laboratorium Bimbingan dan Konseling, Mikhael Udam, S.Pd mengatakan materi yang disampaikan kepada para peserta yaitu tes mengenai intelegensi, kemampuan atau bakat skolastik yang berkaitan dengan kemampuan verbal, ketelitian, kecepatan, kepribadian dengan motivasi bekerja.
“Kita melihat kemampuan seseorang dalam bekerja. Misalnya intelegensi sangat berpengaruh terhadap seseorang dalam mengambil keputusan. Dalam bekerja juga butuh ketepatan, teliti dan cepat dalam situasi tertentu,” kata Udam.
Untuk materi tes kemampuan verbal, bagi pekerja pers atau jurnalis harus memiliki kemampuan verbal yang baik dalam peliputan berita maupun menyampaikan hasil liputan.
“Tes mengenai motivasi berprestasi, setiap orang bekerja harus mempunyai motivasi, bagaimana berprestasi dalam pekerjaan tertentu. Dengan didorong motivasi seperti itu, pasti akan bekerja dengan baik,” katanya.
Anggota tim Lab BK Uncen, Dr. Drs. Yulius Mataputun, M.Pd, Kons menyambut baik kerjasama dengan Jubi, apalagi sumber daya manusia dalam melaksanakan tugas di suatu media menjadi penting untuk mendapatkan rekomendasi.
“Dari hasil tersebut, akan muncul ketangguhan seorang jurnalis untuk menjelajah sesuatu, tidak puas dengan apa yang didapat tetapi terus belajar untuk berkembang, juga kaitanya kemampuan bersosialisasi, berkomunikasi dan bersosialisasi,” Yulius. (*)