Rencana peluncuran satelit di Biak, mulai dari E-Prime, Air Launch, hingga Elon Musk

Peluncuran Roket Pembawa Satelit
Foto ilustrasi. - pixabay.com

Jayapura, Jubi – Dari waktu ke waktu, gagasan untuk membangun fasilitas peluncuran roket dan satelit di Pulau Biak selalu menjadi polemik, timbul dan tenggalam tak menentu. Rencana pembangunan Bandar Antariksa Biak bahkan sudah digagas sejak 1980-an, dan banyak perusahaan swasta yang terpikat dengan posisi geografis Pulau Biak yang dekat dengan garis katulistiwa.

Biak memang “permata” dalam urusan peluncuran roket atau pesawat antariksa. Dalam tulisannya yang berjudul”Rusia Incar Biak” yang dimuat Harian Kompas edisi 19 Desember 2005, Moch S Hendrowijono menyebut Biak punya modal untuk menangguk keuntungan miliaran rupiah bisnis peluncuran satelit.

Pertama, letak geografis Biak yang dekat garis katulistiwa, dengan Bandar Udara Frans Kaisiepo yang terletak di 01°11’31’’ Lintang Selatan dan 136°06’36’’ Bujur Timur. Kedua, Biak dekat dengan laut, Samudera Pasifik. Ketiga, penduduknya dianggap sedikit, sehingga kecelakaan roket yang meledak misalnya, tidak akan membahayakan jiwa penduduk.

Rezim Orde Baru pernah menawarkan proyek besar untuk membangun fasilitas peluncuran di Biak kepada perusahaan asal Amerika Serikat, E-Prime Aerospace. Perusahaan publik itu memang menawarkan jasa peroketan dan keantariksaan.

Pada era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Biak kembali disebut-sebut akan dijadikan tempat pelucuran satelit. Kali ini, peminatnya adalah perusahaan asal Rusia, Air Launch Aerospace Corporation, yang menawarkan teknologi peluncuran satelit dengan sistem peluncuran di udara.

Caranya, pesawat raksasa Antonov An-124 100AL akan terbang dari Bandar Udara Frans Kaisiepo di Biak dengan membawa roket antariksa dalam “perutnya”. Setelah pesawat Antonov itu mencapai ketinggian 11.000 meter di atas permukaan laut, roket pembawa satelit akan dijatuhkan dari pesawat, lalu meluncur menuju orbit satelit.

Pada 8 September 2007, Chief Executive Officer (CEO) Air Launch Anatoly Karpov mengunjungi Bandar Udara Frans Kaisiepo. Mantan pecatur terhebat dunia itu juga sempat bertemu dengan pejabat setempat, termasuk Bupati Biak Numfor saat itu, Yusuf Melianus Marien, serta Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Biak Numfor, Nehemia Wospakrik. Belakangan rencana perusahaan asal Rusia itu tak berlanjut, seiring berakhirnya pemerintahan SBY.

Giliran Elon Musk?

Kini Biak kembali disebut-sebut dan ditawarkan sebagai tempat peluncuran roket dan satelit. Presiden Joko Widodo mulai mengaktifkan kembali rencana pembangunan Bandar Peluncuran Roket di Kampung Saukobye di Biak.

Pada 15 Mei 2022, Jokowi mengunggah foto pertemuannya dengan juragan Tesla dan SpaceX, Elon Musk. Dalam unggahan itu, Jokowi menulis “Tiba di Gedung Stargate Space X, Boca Chica, Amerika Serikat, siang tadi, saya langsung bertemu tuan rumah, @ElonMusk. Kami berbicara tentang teknologi dan inovasi.”

Lalu, pada 22 Mei 2022, Jokowi secara khusus mengundang Bupati Biak Numfor, Herry Ario Naap datang ke Istana Bogor. Kantor Berita Antara melansir keterangan Herry Ario Naap yang menyebut pertemuan itu juga membahas rencana pembangunan Bandara Antariksa di Biak.

“Intinya, dalam pertemuan empat mata dengan Presiden, banyak yang saya sampaikan. Presiden sampaikan bisa terealisasi untuk kemajuan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat,”kata Naap.

Tak heran kalau ada sejumlah pihak yang mengaitkan pertemuan Jokowi dan Elon Musk dengan rencana pembangunan Bandar Antariksa Biak. Apalagi Elon Musk tengah getol meluncurkan satelit Starlink, guna menyediakan internet berkecepatan tinggi dan berbiaya murah. The Frontier Post bahkan menyebut Musk berencana meluncurkan 12.000 satelit Starlink pada 2026.

Indonesia memang sedang mesra dengan SpaceX. Pemerintah Indonesia berencana meluncurkan Satelit Satria 1 berjenis High Throughput Satelite (HTS) diproduksi perancang dan pabrikan asal Perancis, Thales Alenia Space. Satelit Satria1 itu rencananya akan diluncurkan ke orbit menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX, yang akan diterbangkan di Cave Canaveral, Florida, Amerika Serikat pada 2023 mendatang.

Proyek satelit Satria 1 merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020 tentang Perubahan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Proyek Strategi Nasional. Satelit Satria untuk memenuhi kebutuhan kapasitas satelit Indonesia, guna menyediakan akses internet pada 150.000 titik layanan publik.

Lalu, akankah Elon Musk menjadi investor pembangunan Bandar Antariksa Biak? Entahlah. Yang jelas, Elon Musk dijadwalkan datang ke B20 Summit di Bali pada November mendatang. (*)

Comments Box

Dapatkan update berita terbaru setiap hari dari News Room Jubi. Mari bergabung di Grup Telegram “News Room Jubi” dengan cara klik link https://t.me/jubipapua , lalu join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
banner 400x130
banner 728x250