Jayapura, Jubi- Selama tiga hari, Senin-Rabu, 23-25 Mei 2022 beragam produk hasil Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Provinsi Papua dipamerkan dalam acara “Gebyar SMK” di SMK Negeri 3 Jayapura. Acara tersebut diselenggarakan Dinas Pendidikan, Perpustakan, dan Arsip Daerah Provinsi Papua.
Setidaknya sekitar 20 dari 142 SMK di Papua ikut memamerkan hasil produk mereka. Produk tersebut bermacam-macam, seperti sayur hidroponik, hasil budidaya ikan air tawar, hasil kerajinan, olahan makanan, kue, jasa pelayanan kesehatan, jasa fotografi dan videografi, jasa make up, servis mobil, aplikasi buku tamu berbasis online, dan pembersih perkakas dapur.
Marianti, guru SMK Negeri 8 TIK Jayapura mengatakan sekolahnya ikut memamerkan jasa pembuatan kartu vaksin, jasa fotografi dan videografi, serta produk pembersih perkakas dapur yang diberi nama sabun “Esemalight”.
Untuk produk sabun “Esemkalight” saat ini SMKN 8 TIK sedang menjajaki kerja sama agar bisa dijual di mal di Kota Jayapura, yaitu Saga dan Mega. Sekolah tersebut masih mengurus surat dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Jayapura.
“Tinggal tunggu surat itu keluar lalu bisa dipasarkan di mal-mal di Kota Jayapura,” kata guru Kimia tersebut kepada Jubi.
Menurut Marianti produk sabun itu aman dan harganya cukup terjangkau, yaitu Rp60 ribu untuk jeriken 5 liter dan Rp15 ribu untuk botol ukuran 1,5 liter. Sekali produksi sekolah tersebut mampu menghasilkan 200 liter.
“Semua buatan siswa kami,” ujarnya.
SMK Negeri 8 TIK Jayapura juga memamerkan aplikasi buku tamu berbasis online. Guru Multimedia, Juan Lainsamputty menjelaskan aplikasi tersebut masih dalam tahap uji coba.
Lainsamputty mengatakan membutuhkan waktu tiga bulan untuk mengembangkan aplikasinya. Berbekal ilmu yang diperolehnya waktu kuliah, Lainsamputty membuat aplikasi tersebut agar lebih memudahkan pengisian absensi dibandingkan harus mengisi secara manual di buku. Kelebihannya saat pengisian absensi wajah juga ikut direkam.
“Saya buat ini ada permintaan dari kepala sekolah juga. Terus saat kuliah ada belajar tentang pemrograman,” kata lulusan Sistem Informatika FMIPA Universitas Cenderawasih tersebut.
Guru dari sekolah lainnya, Nuryanti Rayahayu, guru Produktif Agribisnis Ternak Unggas SMK Negeri 1 Tanah Miring mengatakan SMK dari wilayah selatan memasarkan produk pertanian, hasil kerajian, olahan makan dari ikan, keripik dan teh herbal dari sarang semut.
Setidaknya tujuh SMK dari wilayah adat Anim Ha mengikuti Gebyar SMK. Di antaranya SMK Negeri 1 Merauke, SMK Negeri 3 Merauke, SMK N 1 Tanah Miring, SMK N 1 Kumbe, SMK N 1 Okaba, SMK N 1 Obaa Mappi, dan SMK N 1 Nambiyoman Bapai Mappi.
Nuryanti berharap melalui acara seperti itu produk-produk SMK dapat dikenal luas oleh masyarakat dan menjadi nilai tambah bahwa lulusan SMK sudah siap kerja.
Pelaksana Tugas Dinas Pendidikan, Perpustakan, dan Arsip Daerah Provinsi Papua Protasius Lobya mengatakan Gebyar SMK bertujuan hendak menunjukkan bahwa SMK mampu melakukan produksi.
Menurut Lobya SMK harus memiliki dua nilai positif, yaitu meluluskan tenaga kerja terampil dan juga bisa menjadi pusat pengembangan industri dan ekonomi lewat program keahlian maupun unit produksi.
“Masa SMK tidak bisa produksi. Kita lahirkan tenaga terampil tapi kita juga bisa produksi,” katanya kepada Jubi. (*)
Discussion about this post