Jayapura, Jubi – Pengelolaan sampah melalui TPS 3R diproyeksikan memiliki kapasitas untuk meningkatkan area layanan pengangkutan sampah, meningkatkan daur ulang, menjalankan jual beli sampah.
“Untuk itu, pengelolaan sampah berbasis masyarakat dengan pendekatan TPS 3R perlu diarahkan untuk mengurangi sampah dari sumbernya supaya lebih bernilai ekonomis,” ujar Penjabat Wali Kota Jayapura, Frans Pekey, di Jayapura, Senin (6/6/2022).
Dikatakan Pekey, dengan memanfaatkan TPS 3R (reuse, reduce, recycle) dapat mengurangi sampah yang dibuang, tapi meningkatkan pemanfaatannya kembali melalui daur ulang.
“Pendekatan pengelolaannya mulai dari menjemput sampah dari tiap rumah, pemilah, pengelolaan sampah organik yang dijadikan kompos,” ujar Pekey.
Pekey berharap agar instansi terkait gencar melakukan sosialisasi dan edukasi terutama memanfaatkan kembali sampah (pemilahan sampah dari rumah) sehingga mengurangi pembuangan di TPA Koya Koso.
“Saya berharap warga membantu pemerintah daerah dengan meningkatkan kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan karena dampaknya selain mencemari lingkungan juga menjadi salah satu penyebab banjir,” ujar Pekey.
Kepala Bidang Persampahan DLHK Kota Jayapura, Agustinus Ondi Ireeuw mengatakan, sampah yang baru tertangani sebesar 82 persen, mulai dari pengangkutan ke TPA dan pemanfaatannya kembali menjadi sumber perekonomian.
“Kami terus berusaha memaksimalkan pengelolaan sampah mulai dari sumbernya sehingga sampah yang terangkut ke TPA bisa berkurang, karena volume sampah yang dibuang ke TPA Koya Koso rata-rata setiap hari 273 ton,” ujar Ireeuw.
Ireuw berharap dengan memaksimalkan pengelolaan sampah sehingga sampah melalui TPS 3R, dapat meminimalisir yang dibuang ke TPA maupun di bak-bak penampung sampah sehingga tidak mencemari lingkungan.
“Dua dari tiga TPS 3R yang ada, kami diaktifkan untuk pengurangan sampah. Satu ada di areal Pasar Entrop dan yang kedua ada di lokasi pasar baru Youtefa. Kami baru mulai tahun ini. Sampah dari bank sampah di pilah, lalu diantar ke TPS 3R untuk di olah kembali,” ujar Ireeuw. (*)
Discussion about this post