Jayapura, Jubi – Aptoro Lokbere selaku anggota keluarga Arnold Lokbere yang merupakan salah satu korban pembunuhan dan mutilasi empat warga Kabupaten Nduga yang terjadi di Kabupaten Mimika, menyampaikan kronologi aktivitas Arnold Lokbere sebelum pergi dan akhirnya menjadi korban pembunuhan dan mutiliasi bersama tiga korban lainnya. Aptoro menuturkan Arnold meninggalkan rumah bersama seorang korban lainnya, Irian Nirigi, pada 22 Agustus 2022 malam.
Aptoro menuturkan Arnold Lokbere dan Irian Nirigi pergi dari rumah pada 22 Agustus 2022 sekitar pukul 19.00 WP, menggunakan mobil sewaan berwarna hitam dan bernomor polisi PA 1082 WR. Aptoro menyatakan keluarga sempat mengetahui bahwa sopir yang mengantar sempat meminta izin untuk berganti kendaraan.
“Pada perjalanan, sopir meminta berganti mobil, dengan alasan mobil yang sedang digunakan hendak dipakai keluarga. Mobil itu kemudian diparkirkan di Satuan Permukiman IV, tepat di depan Kantor Bank BRI. Mereka kemudian berganti menggunakan mobil Toyota Calya berwarna merah, yang kemudian dibakar para pelaku,” kata Aptoro kepada Jubi, Jumat (2/9/2022).
Menurut Aptoro, setelah berganti mobil, barulah Arnold Lokbere dan Irian Nirigi menjemput seorang korban lainnya, Atis Tini yang berada di Kilo 11, Kampung Kadun Jaya. Aptoro menyatakan mobil Arnold Lokbere dan Irian Nirigi tiba di tempat Atis Tini menunggu sekitar pukul 19.45 WP.
Setelah itu, mobil yang ditumpangi Arnold Lokbere, Irian Nirigi, dan Atis Tini menjemput teman mereka, Lemaniol Nirigi yang berada di Kampung Kamoro Jaya, Distrik Wania Satuan Permukiman 1, Timika. Selanjutnya, Arnold Lokbere sudah tidak berkomunikasi dengan keluarganya.
“Selanjutnya tidak ada komunikasi, sehingga kami keluarga korban membenarkan adanya dugaan [bahwa pembunuhan terhadap keempat korban itu] terjadi di Satuan Permukiman 1. [Itu] sebagaimana yang disampaikan beberapa media, berdasarkan hasil pemeriksaan para terduga pelaku,” kata Aptoro.
Aptoro mengatakan sejak 22 Agustus 2022 malam keluarga Arnold Lokbere tidak menerima informasi apapun soal keberadaan Arnold. Aptoro menyatakan keluarga Arnold Lokbere juga tidak mengetahui tujuan perjalanan Arnold Lokbere bersama tiga korban lainnya. Keluarga Arnold Lokbere menduga tujuan perjalanan itu adalah untuk berbelanja barang dagangan yang akan dijual di Kabupaten Nduga.
“Keluarga korban belum pernah mendapatkan informasi tujuan perjalanan keempat korban pada 22 Agustus 2022 malam, sehingga tujuan perjalanan tersebut belum diketahui. Namun demikian, kami keluarga korban tahu bahwa mereka [para korban] merupakan warga sipil. Keberadaan mereka di Timika adalah berbelanja barang bahan bangunan [yang akan] dibawa ke Nduga melalui kapal laut,” kata Aptoro.
Proses pencarian
Hingga 24 Agustus 2022, Arnold Lokbere belum juga pulang. Keluarga Arnold Lokbere akhirnya mulai mencari keberadaan Arnold Lokbere. “Pada 24 Agustus 2022, keluarga korban melakukan pencarian, namun tidak [membuat] pemberitahuan umum tentang orang hilang,” kata Aptoro.
Pada 25 Agustus 2022, keluarga Arnold Lokbere mendatangi sejumlah kantor aparat keamanan di Timika, Rumah Sakit Mitra Masyarakat, dan Rumah Sakit Umum Daerah Mimika. “Pada 26 Agustus 2022, pencarian dilanjutkan. Siangnya, Kepolisian Sektor Kuala Kencana dan masyarakat di sekitar lokasi mengevakuasi jenazah. Beberapa jam kemudian, saat jenazah ada di Rumah Sakit Umum Daerah Mimika, muncul dugaan bahwa jenazah itu adalah keluarga kami,” tutur Aptoro.
Keluarga Arnold Aptoro akhirnya mencoba mengecek informasi tersebut. “Pada [26 Agustus 2022] malam, sekitar pukul 22.30 WP, Kepolisian Resor Mimika memberikan akses [kepada keluarga], dan mengawal langsung [pengecekan jenazah itu], sehingga dapat dipastikan bahwa itu adalah jenazah Arnold Lokbere. Keesokan harinya, keluarga menemukan jenazah Lemaniol Nirigi,” kata Aptoro.
Ia mengungkapkan kekecewaannya, karena pada tahap awal pencarian bagian tubuh para korban pembunuhan dan mutilasi itu, keluarga harus mencarinya sendiri. “Proses pencarian jenazah sejak hari 27 Agustus 2022 hingga 29 Agustus 2022 dilakukan oleh keluarga korban dengan peralatan apa adanya. Tidak ada keterlibatan dari Badan Sar Nasional Mimika dan polisi. Keluarga korban mencari sendiri jenazah itu, mulai dari Pomako hingga batas Jembatan Lopong, Iwaka, Timika. Kami, keluarga sendiri yang melakukan pencarian tanpa pihak kepolisian,” kata Aptoro.
Bantah terlibat kelompok bersenjata
Di tengah upaya keras keluarga mencari jenazah para korban pembunuhan dan mutilasi itu, mereka dikejutkan dengan pemberitaan bahwa salah satu korban pembunuhan dan mutilasi itu diduga simpatisan kelompok bersenjata Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) di Nduga yang dipimpin Egianus Kogoya. Aptoro menyatakan kabar itu sangat mengejutkan keluarga korban.
Menurut Aptoro, informasi yang menyebut salah satu dari keempat korban pembunuhan dan mutilasi di Mimika sedang mencari senjata dan amunisi untuk kelompok Egianus Kogoya adalah kabar bohong atau hoaks. “Kami keluarga korban merasa informasi tersebut tidak benar. Secara tegas Bupati Nduga menyampaikan bahwa keempat korban benar-benar warga sipil,” kata Aptoro.
Pada 29 Agustus 2022, sejumlah keluarga korban pembunuhan dan mutilasi itu juga sempat melakukan aksi protes di Jalan Raya Timika – Pomako, mengungkapkan kekecewaan mereka karena ada korban yang dituduh sebagai simpatisan TPNPB. Aptoro mengatakan pada kesempatan tersebut kemudian keluarga korban pembunuhan dan mutilasi menyampaikan tuntutan keadilan hukum dan proses hukum yang adil, jujur, dan transparan kepada semua pihak.
“Aksi tersebut merupakan tuntutan keadilan dan respons atas spekulasi media daring yang menyampaikan informasi tidak berimbang [dan tidak] sesuai dengan kondisi. Aksi protes itu dihadiri Bupati Nduga, Kepala Kepolisian Resor Nduga, Kepala Kepolisian Resor Mimika, dan jajarannya,” katanya.
Pada 29 Agustus 2022 sore, keluarga korban menemukan jenazah korban ketiga, yang diidentifikasi sebagai Atis Tini. “Pada sore hari, keluarga yang sedang melakukan pencarian jasad menemukan mayat ketiga, atas nama Atis Tini. [Jenazahnya] disemayamkan di RSUD Mimika,” kata Aptoro.
Pada 31 Agustus 2022, keluarga para korban kembali melanjutkan pencarian bagian tubuh para korban pembunuhan dan mutilasi itu bersama polisi, Badan SAR Nasional Mimika, Pemerintah Kabupaten Mimika, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Mimika, Lembaga Masyarakat Adat Amungme, dan berbagai pihak lainnya. Sekitar pukul 12.00 WP, mereka menemukan jenazah korban keempat, Irian Nirigi.
Banyak barang korban belum ditemukan
Aptoro mengatakan istri Irian Nirigi telah memberitahu bahwa ada banyak barang berharga Irian Nirigi yang belum ditemukan. Hingga kini, barang pribadi Irian Nirigi yang telah ditemukan adalah noken kecil berisi Alkitab.
“Barang-barang Irian Nirigi yang belum ditemukan termasuk buku tabungan Bank Papua KCP Nduga, [dengan saldo] uang Rp520 juta, e-KTP milik Irian Nirigi, satu unit telepon genggam yang terdaftar sistem aplikasi pengelolaan Dana Desa, kunci koper yang berisi keuangan gereja,” kata Aptoro.
Aptoro juga menyebut bahwa ada sejumlah barang Arnold Lokbere yang belum ditemukan. Barang pribadi Arnold Lokbere itu termasuk empat rekening bank, termasuk buku tabungan Bank Papua KCP Nduga yang memiliki saldo Rp50 juta. (*)