Jayapura, Jubi – Dalam rangka menjaga ketersediaan stok bahan pokok (bapok) dan stabilitas harga pada bulan puasa Ramadan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriyah/2022, Tim Pemantau Inflasi Daerah (TPID) Kota Jayapura, Papua, menggelar rapat koordinasi (rakor).
Rakor yang digelar di Kantor Wali Kota Jayapura, Selasa (5/4/2022), sekaligus memastikan ketersediaan bapok dan harga jualnya terkendali sehingga warga merasa aman dan nyaman saat berbelanja.
“Melakukan sosialisasi sehingga informasi ketersediaan bahan pokok dan harganya jualnya tidak simpang siur sehingga tidak mempengaruhi daya beli masyarakat dan menganggu pendapatan pendagang,” ujar Wakil Wali Kota Jayapura, Rustan Saru, usai rapat.
Selain menjaga ketersediaan stok bahan pokok dan stabilitas harga, dikatakan Rustan, TPID Kota Jayapura juga fokus membangun koordinasi dan sinergitas sehingga tidak terjadi kelangkaan bahan pokok.
“Kami upayakan secara terus menerus sehingga ke depannya semakin stabil termasuk sektor pertanian, peternakan, bahan bakar minyak, dan mutu bahan pangan sehat, mendorong UKMK berbasis digital agar ekonomi semakin tumbuh,” ujar Rustan.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Papua, Juli Budi Winantya mengatakan, hingga Maret 2022 inflasi Kota Jayapura sebesar 0,89 persen (mtm) dan 0,38 persen (yoy), yang didominasi oleh kelompok transportasi, makanan, minuman, dan tembakau.
“Komoditas angkutan udata dan minyak goreng menjadi penyumbang terbesar inflasi bulanan dan tahunan. Stabilnya harga komoditas perikanan menjadi salah satu faktor utama penahan laju inflasi di Kota Jayapura,” ujar Juli.
Dikatakan Juli, TPID Kota Jayapura secara terus menerus menjaga keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, komunikasi efektif di tengah keterbatasan pasokan untuk beberapa komoditas strategis bahan pangan, seperti minyak goreng dan BBM.
“Ada delapam komoditas inflasi yang sama pada Provinsi Papua dan Kota Jayapura berdasarkan tingkat frekuensi kemunculan komoditas dalam top 10 inflasi setiap periode Idul Fitri 2019-2021,” ujar Juli.
Delapam komoditas inflasi yang sama pada Provinsi Papua dan Kota Jayapura, dikatakan Juli, yaitu seperti cabai merah, cabai rawit, bawang merah, bawang putih, daging ayam ras, ikan kembung, ikan mujair, angkutan udara, ikan cakalang, dan buncis untuk Provinsi Papua.
Sedangkan komoditas penyumbang inflasi di Kota Jayapura pada Idul Fitri 2016-2021, lanjut Juli, yaitu cabai rawit, cabai merah, ikan kembung, angkutan udara, daging ayam ras, bawang merah, buncis, ikan cakalang, ikan ekor kuning, dan kangkung.
“Potensi keterbatasan pasokan diikuti normalisasi aktivitas masyarakat di tengah melandanya kasus Covid-19 meningkatkan risiko kenaikan harga pada beberapa komoditas dan dapat berdampak pada pengungkitan harga,” ujar Juli. (*)
Discussion about this post