Jayapura, Jubi- Ketua Klasis Gereja Kristen Injili (GKI) Port Numbay, Pdt Hein Carlos Mano, STh Msi mengatakan keutuhan dan ciptaan jelas menyangkut sumber daya alam. Terutama di wilayah pesisir dan bukit serta teluk di wilayah Kota Jayapura mencakup wilayah Klasis Port Numbay.
“Oleh karena itu harus ada tanggung jawab terhadap lingkungan hidup dan alam di sekitar kita mulai dari lingkungan keluarga, jemaat dan warga,” kata Mano, saat memberikan materi pelatihan kepada Sekretaris Urusan Keadilan, Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan (KPKC) se-Klasis Port Numbay di Gedung GKI Bukit Zaitun Skyland Kota Jayapura, Rabu (8/6/2022).
Dia menambahkan solidaritas dengan alam ciptaan ini sangat penting dan dimulai dari keluarga dan lingkungan sekitar.
“Kita juga harus punya spiritualistis ekologis,” katanya, seraya menambahkan tindakan menyelamatkan lingkungan harus nyata dan dimulai sejak anak-anak.
Menurut Mano, pengalamannya di era 1980-an mulai terlibat dalam penanaman pohon akasia, sejak masih belajar di Sekolah Minggu Gereja Kristen Injili (GKI) Pniel Kotaraja.
“Namun sekarang semua sudah berubah dan warga mulai kesulitan air termasuk hilangnya sumber kehidupan di laut,” kata Mano.
Sementara itu, Sekretaris Urusan KPKC Port Numbay, Pdt Anike Mirino SSI Theologi mengatakan sejak terbentuknya KPKC Port Numbay 2012 atau 10 tahun lalu, mereka bekerja tanpa memiliki data-data awal sehingga harus membuat pengkajian, pemetaan, dan analisis terhadap wilayah Klasis Port Numbay.
“Wilayah Klasis Port Numbay meliputi pesisir dan teluk, kampung-kampung adat, jemaat-jemaat perkotaan dan jemaat-jemaat di perbukitan,” kata Mirino.
Dia menambahkan kegiatan-kegiatan KPKC Port Numbay di Kota Jayapura mulai dari penanaman pohon sebanyak 1.170, terutama di Bukit Emereuw Organda Padangbulan sejak 2018.
“Pada 7 Desember 2018 ditetapkan sebagai Hari Lingkungan Hidup GKI di Tanah Papua. Selain itu telah membuat mal terumbu karang dan ditanam di Kampung Kayu Batu, Kampung Kajo Pulo dan total terumbu karang sebanyak 95 mal,” katanya, seraya menambahkan pihaknya juga telah menanam sebanyak 600 pohon mangrove atau bakau di Kampung Injros di Teluk Youtefa.
Anggota KPKC dari jemaat GKI Pniel Kotaraja, Abraham Wanggai mengaku baru pertama kali mengikuti kegiatan pelatihan dan pengenalan program kerja bersama KPKC Klasis Port Numbay.
“Saya merasa mendapat pengetahuan baru walaupun sebenarnya sering kita lakukan,” kata Wanggai, yang juga mantan staf Dinas Kehutanan Provinsi Papua. (*)
Discussion about this post