Jayapura, Jubi – Perilaku bully atau perundungan adalah perilaku tidak terpuji, iklim sekolah tidak kondusif, korbannya depresi hingga malas belajar bahkan bunuh diri.
Untuk mencegah itu terjadi, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura, Provinsi Papua, mendorong satuan pendidikan (sekolah) terutama di Sekolah Menengah Pertama agar menerapkan Program Roots.
“Semua sekolah harus ikut karena program ini sangat penting,” ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura, Debora Rumbino, di Kantor Wali Kota Jayapura, Rabu (8/6/2022).
Menurutnya, program Roots (pencegahan dan perlindungan berbasis sekolah) dengan merekrut agen perubahan (peserta didik) agar saling mengingatkan sesama teman untuk tidak melakukan perundungan.
“Tumbuhkan keyakinan dalam diri supaya tidak terjadi perundungan. Harus ditingkatkan kepercayaan siswa agar bisa belajar dengan baik, tidak saling merendahkan,” ujar Rumbino.
Rumbino berharap selain mengajarkan peserta didik berbuat baik sesama teman di sekolah, tapi juga mencegah kasus perundungan atau bullying di lingkungan masyarakat tempat tinggal masing-masing.
“Saya berpesan kepada orang tua agar memperhatikan aktivitas putra-putrinya saat berada di rumah, menasehati, dan membimbing agar tidak melakukan perundungan sesama teman,” ujar Rumbino.
Kepala Bidang Pembinaan SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura, Musa Kambu mengatakan, dari 38 SMP/MI, baru lima sekolah yang menerapkan program Roots.
“SMP Negeri 1 Jayapura, SMP Negeri 6 Jayapura, SMP Negeri 2 Jayapura, SMP Al Ikhsan Jayapura, dan SMP Kartika Jayapura,” ujar Kambu.
Dikatakan Kambu, minimnya pelaksanaan program Roots, karena baru diterapkan di Papua pada Oktober 2021.
“Perundungan terjadi pada usia 13-15 tahun. Program Roots ini harus ditingkatkan dan disosialisasikan atau diinfokan sehingga semua sekolah bisa melaksanakannya,” ujar Kambu.
Kambu berharap melalui program Roots menjadikan ekosistem sekolah semakin lebih baik guna menunjang efektivitas proses belajar mengajar. (*)
Discussion about this post