Wamena, Jubi – Sejumlah 145 mahasiswa mengikuti proses yudisium Universitas Amal Ilmiah atau UNAIM Yapis Wamena angkatan ke-14, tahun akademik 2021/2022 pada Sabtu (1/10/2022). Yudisium itu berlangsung di Kampus II UNAIM Yapis Wamena, Hom-hom, Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya.
Rektor UNAIM Yapis Wamena, Dr Rudihartono Ismail MPd mengatakan yudisium adalah kegiatan akademik yang penting, karena menandai akhir proses pembelajaran mahasiswa dan persiapan pengukuhan gelar sarjana. Setiap peserta adalah mahasiswa yang telah menyelesaikan seluruh mata kuliah dan memenuhi Satuan Kredit Semester (SKS) yang dipersyaratkan, serta telah menyelesaikan tugas akhir atau skripsi.
Menurutnya, 145 mahasiswa peserta yudisium pada Sabtu telah divalidasi, termasuk validasi penomoran induk ijazah oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Para peserta juga telah menerima surat pemberitahuan yang menyatakan mereka telah secara sah menyelesaikan pendidikannya.
Sejumlah 145 mahasiswa itu berasal dari Fakultas Administrasi Bisnis dan Ekonomi (30 orang, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Program Studi Administrasi Publik (46 orang), dan FISIP Program Studi Ilmu Pemerintahan (69 orang).
Rudihartono menyatakan yudisium pada Sabtu bertepatan dengan hari jadi UNAIM Yapis Wamena ke-23, dan Hari Kesaktian Pancasila. “Dari tiga momen yang baik itu, kami sengaja mengangkat tema yang berhubungan kearifan lokal di Kabupaten Jayawijaya,” ujarnya.
UNAIM Yapis Wamena memiliki sekitar 2.200 mahasiswa, namun hanya sekitar 1.200 mahasiswa yang mengikuti registrasi ulang dan aktif berkuliah. Menurut Rudihartono, faktor ekonomi menjadi salah satu penyebab banyaknya mahasiswa UNAIM Yapis Wamena yang putus kuliah.
Ketua Panitia Yudisium UNAIM Yapis Wemena, Aprianto Soni berharap mahasiswa peserta yudisium dapat menerapkan ilmu yang telah mereka pelajari kepada masyarakat di daerah asal masing-masing. “Kami di sini tidak hanya membangun Papua, tetapi juga Indonesia. Kami inginkan pembangunan di daerah untuk meningkatkan dan menggali potensi alam di bidang pariwisata maupun [bidang] lainnya,” kata Aprianto. (*)