Mappi Jubi – Penjabat Gubernur Papua Selatan, Apolo Safanpo membuka Festival Budaya Sejuta Rawa ke – 2 tahun 2023 di Kepi, ibu kota Kabupaten Mappi, Provinsi Papua Selatan pada Jumat (17/11/2023). Festival budaya tersebut diselenggarakan selama dua hari.
Iven budaya tahunan di Kabupaten Mappi ini digelar sebagai upaya promosi pariwisata dan ekonomi kreatif, meningkatkan kunjungan wisatawan serta berdampak peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di sana.
Pantauan Jubi di Kepi, pelaksanaan Festival Budaya Sejuta Rawa ke – 2 diawali dengan prosesi adat penyerahan perahu dan dayung oleh tokoh adat Muin Frans Wagatu kepada Penjabat Gubernur Papua Selatan Apolo Safanpo di Kampung Muin, Distrik Obaa.
Selanjutnya, Apolo Safanpo melepas kegiatan parade perahu yang melibatkan enam suku besar di Mappi, yakni Awyu, Yaghai, Wiyagar, Asmat, dan Tamario. Para pendayung pun melakukan arak arakan dengan menyusuri Kali Obaa menuju pelabuhan Maf.
Penjabat Bupati Mappi, Michael Rooney Gomar serta jajarannya mendampingi Pj Gubernur Apolo Safanpo selama kegiatan berlangsung. Hajatan budaya tahunan ini juga dihadiri dan disaksikan oleh ribuan warga Mappi.
Pj Gubernur Papua Selatan, Apolo Safanpo dalam sambutannya pada acara pembukaan festival di GOR Kepi memberikan apresiasi kepada pemerintah kabupaten dan masyarakat Mappi yang telah menyelenggarakan hajatan budaya tahunan itu dalam rangka mempromosikan seni dan budaya Mappi ke dunia.
“Kami mengucapkan selamat dan sukses untuk pelaksanaan Festival Budaya Sejuta Rawa yang ke – 2 di Kabupaten Mappi. Semoga dengan terselenggaranya festival budaya ini kita dapat menggali seluruh potensi seni dan budaya yang diwariskan oleh leluhur kita untuk kita pelihara dan kita kembangkan di masa yang akan datang,” kata Safanpo.
Safanpo mengatakan masyarakat Papua Selatan patut bersyukur karena Tuhan menganugerahkan alam yang indah, budaya yang beragam serta kekayaan sumber daya alam yang melimpah.
“Kabupaten Mappi adalah salah satu daerah dalam Provinsi Papua Selatan yang merupakan pusat peradaban (budaya) dan pusat pergerakan orang, barang dan jasa secara tradisional di wilayah Papua Selatan,” kata Safanpo.
Dijelaskan bahwa secara geografis wilayah – wilayah di Kabupaten Mappi saling terhubung atau terkoneksi oleh sungai – sungai yang langsung menuju ke laut Arafura. Sungai – sungai itu merupakan jalur pelayaran tradisional, pusat transportasi sungai dan rawa.
“Orang bijak berkata bahwa hutan yang kita miliki, sungai dan rawa yang kita miliki bukanlah merupakan warisan dari nenek moyang, tetapi semuanya itu merupakan titipan dari anak cucu kita,” ujarnya.
“Kalau kita memandang bahwa hutan, sungai, dan rawa adalah warisan maka kita akan menggunakan semaunya. Tetapi kalau memandangnya sebagai titipan dari anak cucu, maka kita akan berusaha untuk menjaganya lebih baik. Karena pada waktunya kita akan mengembalikannya kepada anak cucu kita,” sambung Safanpo.
Demikian pula dengan kebudayaan, tambah Safanpo, seni dan budaya harus dijaga dan dilestarikan dengan baik sehingga dapat dinikmati dari generasi ke generasi.
“Kita semua harus memberikan perhatian dan mengembangkan kebudayaan daerah supaya pada saatnya nanti dapat diserahkan kepada pewaris yakni anak cucu,” tutupnya. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!