Sentani, Jubi – Mahasiswa perlu memiliki keterampilan berbicara di depan umum atau public speaking agar memenuhi kriteria dasar menjadi pemimpin. Keterampilan itu perlu dipelajari karena semua orang bisa bicara, tetapi tidak semua orang bisa berbicara di depan banyak orang.
Hal itu dikatakan Ketua Yayasan Harapan Generasi Muda Papua atau HGMP Methodius Kossay saat memberikan materi public speaking kepada sejumlah mahasiswa penghuni Asrama Putra Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri atau STAKPN di Gedung Aula Serbaguna STAKPN Sentani pada Sabtu (20/4/2024).
“Kita melatih kemampuan berbicara di depan umum kepada adik-adik mahasiswa penghuni asrama putra STAKPN untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa sebagai calon pemimpin masa depan,” katanya.
Menurut Kossay keterampilan berbicara di depan umum atau Public Speaking seperti penumpang pesawat yang terbang ke suatu daerah, yang mana pesawat tersebut harus dimulai dari take off atau memulai terbang, selanjutnya pesawat berada di ketinggian rata-rata 12.000 kaki di udara, kemudian mendarat dengan cara menurun hingga landing di bandara.
“Public speaking itu seperti ade-ade naik pesawat terbang hingga sampai di tempat tujuan, jadi biasanya publik speaking itu pertama opening dulu, kemudian menyampaikan isi pesan atau inti materi atau hal yang dibicarakan, lalu terakhir penutup. Namun sebelum itu harus menerapkan 3P, yaitu Plan atau Perencanaan, Practice atau Latihan, Performance atau Tampil [Penampilan],”katanya
Methodius Kossay yang biasa disapa Metho itu mengatakan tantangan yang sering komunikator hadapi ketika berbicara di depan umum, yakni mengatasi rasa takut. Selain itu, harus menguasai materi dan menyesuaikan diri dengan pemirsa atau penonton. Komponen dasar public speaking menurutnya adalah harus melibatkan visual, vokal, dan verbal.
“Jadi memang public speaking itu ada yang bakat seseorang memiliki kemampuan lebih dengan yang lainnya, namun public speaking ini bisa dilatih dengan semakin tinggi jam terbang, maka semakin percaya diri muncul. Saya yakin adik-adik pasti bisa sehingga teruslah berlatih,” ujarnya.
Kevin Stefanus Purba, mahasiswa asal Sumatera Utara yang kuliah di Jurusan Teologi Kampus STAKPN Sentani yang ikut pelatihan mengatakan ia merasa beruntung bisa mengikuti dan mendengarkan sesi materi public speaking karena mendapat banyak pengetahuan baru terkait cara tampil dan berbicara di depan umum.
“Saya jadi lebih banyak belajar bagaimana cara berbicara di depan banyak orang. Juga cara untuk berbicara supaya orang bisa yakin dengan apa yang kita sampaikan. Selanjutnya saya juga belajar body language atau bahasa tubuh agar mendukung pembicaraan saya,” katanya.
Pendis Kogoya, ketua Asrama Putra STAKPN Sentani mengatakan sebagai mahasiswa yang memiliki banyak tanggung jawab di kampus maupun pada organisasi mahasiswa di Kabupaten Lanny Jaya, Provinsi Papua Pegunungan, materi tersebut membantunya mengatasi perasaan bingung dan tak percaya diri di depan publik.
“Secara pribadi saya mendapatkan banyak langkah-langkah ketika berbicara di depan umum, terus cara mengatasi grogi dan blank ketika berbicara di depan banyak orang. Semoga saya bisa berlatih terus dan mampu menerapkannya di tingkat organisasi,” ujarnya. (*)
Discussion about this post