Jayapura, Jubi – Pemerintah Provinsi Papua melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia atau BPSDM Papua hanya membayarkan tunggakan beasiswa bagi 1.142 dari 1.718 mahasiswa penerima beasiswa Siswa Unggul Papua. Hal itu disampaikan Kepala BPSDM Papua, Aryoko F Rumaropen di Kota Jayapura, Provinsi Papua, Senin (16/10/2023).
“Itu adalah tunggakan karena sudah lewat semester baru kita bayar,” ujarnya.
Rumaropen mengatakan tunggakan beasiswa itu dibayarkan kepada 936 mahasiswa di dalam negeri dan 206 mahasiswa di luar negeri. “Proses yang kami lakukan itu proses membayar kembali. Ada sekolah yang kasih kesempatan untuk bisa membayar. Ada yang mahasiswa atau orangtua sudah membayar, baru kami lakukan penggantian,” katanya.
Rumaropen mengatakan anggaran yang sudah dikeluarkan untuk membayar beasiswa bagi 1.142 mahasiswa itu senilai Rp 146,831 miliar. Menurutnya, proses pembayaran tunggakan beasiswa itu telah dimulai BPSDM Papua sejak 18 Agustus hingga 30 September 2023.
“Itu data sudah tervalidasi dan terbayarkan per 30 September 2023. Beasiswa itu bukan tong beli sayur di pasar, terus tawar, langsung bayar. Kitong harus tahu mahasiswa itu aktif [berkuliah]. Mahasiswa harus siapkan bukti bayar, tagihan sekolah, bukti [yang menyatakan mereka] aktif kuliah. Kan mereka bisa saja manipulasi nilai. Ada yang kami temukan tidak sekolah, pergi print kartu studi, dia ubah-ubah nilai, [lallu] datang lapor,” ujarnya.
Rumaropen mengatakan untuk beasiswa di dalam negeri, tunggakan beasiswa yang dibayar adalah tunggakan dibayarkan adalah periode Januari hingga Juni 2023. Sedangkan untuk mahasiswa di luar negeri, tunggakan beasiswa mereka dibayarkan per musim.
Rumaropen mencontohkan pembayaran tunggakan beasiswa mahasiswa yang berkuliah di Amerika Serikat, tunggakan yang dibayarkan itu tunggakan periode Januari hingga April 2023 dan periode Mei hingga Agustus 2023. “Petunjuk [Penjabat] Gubernur [Papua], sesuai dengan belanja beasiswa itu hanya dua. biaya pendidikan berupa SPP dan biaya hidup. Yang lain-lain, [uang] tiket dan segala macam, itu tidak kami layanani,” kata Rumaropen. (*)