Jayapura, Jubi- Himpunan Mahasiswa Pelajar Jayawijaya atau HMPJ kota studi Jayapura, Papua mendesak Pemerintah Kabupaten Jayawijaya Provinsi Papua Pengunungan menjelaskan status 19 mahasiswa angkatan 2022/2023 yang mendapat bantuan fasilitas dari pemerintah sebagai mahasiswa kedokteran.
Hal itu disampaikan Ketua HMPJ Kota Studi Jayapura, Naila Siep kepada Jubi di Abepura, Kota Jayapura pada Minggu, (21/4/2024). Menurut Siep sebanyak 19 mahasiswa tahun angkatan 2022/2023 tersebut belum berstatus sebagai mahasiswa aktif di Fakultas Kedokteran Uncen.
“Sebanyak 19 mahasiswa ini status mereka belum aktif sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Kampus Uncen, tapi ada apa Pemerintah Jayawijaya memfasilitasi bantuan uang tunai, beasiswa dan fasilitas seperti rumah kontrakan terhadap mereka?,” ujar Siep.
Padahal di saat yang sama, tak sedikit mahasiswa Jayawijaya yang berstatus aktif di Fakultas Kedokteran Uncen lebih membutuhkan bantuan dan perhatian dari Pemkab Jayawijaya. Menurutnya, bantuan beasiswa dan fasilitas terhadap mahasiswa ‘yang belum jelas statusnya’ itu merugikan Pemkab Jayawijaya sendiri, karena itu berarti menyianyiakan dana Otsus yang seharusnya ditujukan pada yang lebih membutuhkan.
Naila Siep mengaku heran, ke-19 mahasiswa angkatan 2022/2023 itu dipilih mengikuti program kuliah kedokteran kerjasama Pemkab Jayawijaya dan Uncen pada 2023 tetapi sampai saat ini status mereka sebagian masih berkuliah di kampus atau fakultas lain.
“Pada kenyataannya 19 mahasiswa ini status mereka belum tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Uncen, namun bantuan beasiswa per orang kisaran puluhan juta beserta fasilitas kontrakan sudah mereka nikmati,” ujarnya gusar.
Berdasarkan laporan Jubi pada 3 September 2023, Pemkab Jayawijaya menandatangani kerjasama dengan Uncen Jayapura. Dalam perjanjian kerja sama disebutkan Pemkab Jayawijaya akan mengirim mahasiswa orang asli Papua (OAP) untuk kuliah di Fakultas Kedokteran (FK) Uncen, demi memenuhi kebutuhan sumber daya manusia (SDM) di bidang kedokteran di Kabupaten Jayawijaya.
Rektor Uncen, Oscar Oswald O. Wambrauw pada waktu itu menjelaskan penerimaan calon mahasiswa dilakukan baik secara nasional maupun mandiri secara bertahap, untuk mengakomodir setiap kebutuhan Pemkab Jayawijaya tergantung pembiayaan yang disediakan oleh pemkab.
Bupati Jayawijaya, Jhon Richard Banua, saat penandatanganan MoU juga mengatakan selain membiayai pendidikannya, Pemkab Jayawijaya juga akan menyediakan fasilitas tempat tinggal khusus bagi mahasiswa kedokteran asal Jayawijaya, bahkan ruang kelas khusus akan disediakan oleh pemda.
Naila Siep melanjutkan, pasca MoU pertama September lalu, terjadi pertemuan kedua, yang digelar di Grand Abe Hotel, Jayapura, Kamis (18/4/2024). Hadir pada pertemuan tersebut antara lain Sekda Kabupaten Jayawijaya, Thony M Mayor; Kepala Bappeda Jayawijaya, Ludya Logo; Kabag Kesra Setda Jayawijaya, Samianto B Wopari; Rektor Uncen, Oscar Oswald O. Wambrauw; Dekan Fakultas Kedokteran Uncen Jayapura Inneke Viviane Sumolang; serta ke-19 mahasiswa yang dikatakan lulus seleksi untuk melanjutkan kuliah di FK Uncen.
Status kuliah diduga belum jelas
Ketua HMPJ mempersoalkan bantuan fasilitas yang diterima 19 mahasiswa yang menurutnya belum berstatus mahasiswa kedokteran tersebut. Naila Siep mengatakan kepada Jubi ke-19 mahasiswa yang direkrut tersebut semuanya dari angkatan 2022/2023 yang sebagian masih berstatus aktif di jurusan dan fakultas lain. “Ada tiga orang berstatus mahasiswa FKIP Uncen, dua orang mahasiswa Universitas Sains dan Teknologi Jayapura, sementara sisanya tidak berkuliah,” kata Siep.
Hal ini menurutnya sangat tidak wajar. Siep menuding Pemkab Jayawijaya punya kepentingan tertentu sehingga berpihak pada 19 orang calon mahasiswa Fakultas Kedokteran tersebut. “Sementara justru banyak mahasiswa Jayawijaya yang sudah di semester akhir sedang susah secara finansial malah tidak diperhatikan, padahal mereka yang berpotensi langsung menjadi tenaga medis seperti yang dibutuhkan pemkab,” kata Siep.
Dia meragukan klaim Pemkab Jayawijaya yang hendak mendorong anak asli daerah untuk berprofesi menjadi dokter. Pada pertemuan Mou pertama, pemkab pernah menyatakan, bahwa banyak fasilitas rumah sakit dan Puskesmas di Wamena tapi dokter dan nakes minim sehingga banyak bangunan Puskesmas menjadi rumah hantu. “Upaya dan langkah apa yang Pemkab Jayawijaya lakukan untuk mengatasi minimnya dokter atau nakes itu?” ujar Siep.
Atas dasar itu HMPJ meminta Pemkab segera mengecek status ke-19 mahasiswa itu, apakah sudah menjadi mahasiswa kedokteran aktif atau belum. “Sangat disayangkan Pemkab Jayawijaya sampai saat ini menyokong fasilitas tempat tinggal, beasiswa, kebutuhan pokok 19 calon mahasiswa kedokteran yang, padahal, belum tercatat sebagai mahasiswa aktif di Fakultas kedokteran itu,” kata Siep.
Dia menambahkan, Pemkab Jayawijaya harus jeli melihat nasib seluruh mahasiswa Jayawijaya dan tidak hanya sekolah atau program seperti kedokteran.
Saat dikonfirmasi Jubi Minggu, (21/4/2024) Pj Bupati Kabupaten Jayawijaya Provinsi Papua Pengunungan, Sumule Tumbo, mengatakan pihaknya belum menerima laporan dari Sekretaris Daerah, “Kami tunggu mungkin hari Senin (22/4/2024) laporan beliau [tiba kepada kami],” ujarnya.
Tumbo menantikan laporan terkait nasib 19 mahasiswa calon kedokteran di Universitas Cenderawasih dari Sekda Kabupaten Jayawijaya. “Oke, kita tunggu Hari Senin (22/4), semoga setda cepat laporkan, karena beliau kemarin ke Uncen,” ujar Pj Bupati Jayawijaya.
Rektor Uncen: 19 mahasiswa itu sudah punya NIM
Rektor Universitas Cenderawasih Dr. Oscar Oaswald O Wambrauw saat dikonfirmasi okeh Jubi pada Selasa (23/4/2024) di sebuah Hotel di Entrop Kota Jayapura mengatakan, sejak 3 Maret 2023 Pemerintah Daerah Kabupaten Jayawijaya Provinsi Papua Pengunungan sudah melakukan perjanjian kerja sama dengan lembaga Universitas Cenderawasih untuk membiayai anak-anak asli Papua menempuh pendidikan Dokter di Kampus Uncen.
“Seleksi pertama dilakukan dari Pemda Jayawijaya sebanyak 20 mahasiswa, tapi dalam satu tahapan seleksi yang dilakukan oleh Pemda Jayawijaya kemudian yang lulus 18 mahasiswa. Namun seleksi secara akademik itu dilakukan oleh Fakultas Kedokteran, hal itu perlu karena anak-anak ini tingkat kesehatan maupun kemampuan itu berbeda-beda,” katanya.
Wambrauw mengatakan sebanyak 18 mahasiswa tersebut sudah diproses baik secara administrasi akademik maupun registrasi akademik di Universitas Cenderawasih, sehingga mereka sudah mempunyai kesempatan belajar di Fakultas Kedokteran.
Menurutnya 18 mahasiswa tersebut sudah masuk matrikulasi, mereka secara akademik sudah mempunyai Nomor Induk Mahasiswa atau NIM. Sehingga dari proses matrikulasi akan mulai masuk ke semester satu dan seterusnya. Standar mereka untuk menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran tetap empat tahun, kata Wambrauw.
“Jadi 18 mahasiswa tersebut secara akademik sudah mempunyai NIM dan sudah tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih,” ujarnya.
Menurut Rektor Uncen, kerja sama Pemda Jayawijaya dengan lembaga Uncen baru mulai di akhir tahun 2023, sehingga 18 mahasiswa tersebut baru akan memulai semester pertamanya di tahun 2024 pada bulan Juli nanti, hingga seterusnya.
” Kami tidak tahu, berapa jumlah uang yang siapkan oleh Pemda Jayawijaya untuk 18 mahasiswa ini, tapi yang jelas mereka sudah berkomitmen akan membiayai sampai menjadi dokter. Jadi soal biaya kuliah Pemda akan sesuaikan dengan SPP di Kampus Fakultas Kedokteran, sehingga berapa anggaran untuk mahasiswa ini kami tidak tahu,” ujarnya. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!