Jakarta, Jubi – Puskesmas Enarotali, ibukota kabupaten Paniai, Papua Tengah, telah menemukan 16 masalah utama yang memicu kesehatan masyarakat Paniai terutama di 10 kampung yang berada di dalam wilayah pelayanan, diantaranya kampung Aikai, Enarotali, Ipakiye, Madi, Uwibutu, Woyebutu, Kopo,tm Timida, Amogibutu dan Papato.
Menurut kepala Puskesmas Enarotali, Rosalina Yogi, 16 masalah itu ditemukan melalui Survei Mawas Diri (SMD) oleh kader kesehatan di bantu oleh para bidan.
“16 masalah itu, pertama adalah masih rendahnya anggota keluarga yang tidak terkonek BPJS menjadi anggota JKN. Kedua, tingginya keluarga merokok dan asap dapur. Ketiga, masih ada keluarga dengan jambang keluar sehat. Keempat kurangnya ventilasi rumah. Kelima, ketersediaan air bersih yang rendah. Keenam kurangnya kesadaran masyarakat untuk cuci tangan pakai sabun. Ketujuh membutuhkan pelayanan kelas ibu hamil. Kedelapan membutuhkan kelas ibu balita. Tingginya persalinan ibu bersalin di rumah. Kesembilan rendahnya persalinan bersalin di rumah,” ungkapnya.
“Kesepuluh rendahnya peserta KB. Kesebelas rendahnya bayi balita ke Posyandu. Keduabelas bahan makanan tambahan pada saat posyandu tidak ada. Ketigabelas masih rendahnya pengetahuan tentang penyakit misalnya TBC, paru, kusta, diabetes dan lainnya. Keempatbelas masih rendahnya pengetahuan tentang gigi dan mulut. Kelimabelas kesehatan lansia perlu dilayani dan keenambelas kurangnya APD saat kerja,” ungkapnya kepada Jubi melalui telepeon, Sabtu, (2/3/2024).
Dari 16 permasalahan tersebut, kata Yogi, hasil survei selama sepekan maka pihaknya bersama 10 kepala kampung beserta kader kesehatan telah menentukan prioritas masalah agar bisa memaksimalkan pelayanan di masing-masing kampung.
“Kami langsung sepakat poin pertama, ketiga, kelima, sebelas dan duabelas (Masih rendahnya anggota keluarga yang tidak terkonek BPJS menjadi anggota JKN. Masih ada keluarga dengan jambang keluar sehat. Ketersediaan air bersih yang rendah. Rendahnya bayi balita ke Posyandu. Bahan makanan tambahan pada saat posyandu tidak ada. Komitmen ini langsung melakukan penandatanganan bersama,” ujarnya.
Peserta yang mengikuti pertemuan musyawarah masyarakat desa (MMD) bersama masyarakat membangun derajat kesehatan digelar di aula Puskesmas Enarotali, Jumat, (1/3/2024) bersama Danramil Enarotali, 10 kepala kampung, para kader kesehatan, bidan dan masyarakat.
Ia menjelaskan, Survei Mawas Diri (SMD) adalah kegiatan penanganan, pengumpulan dan pengkajian masalah kesehatan oleh tokoh masyarakat dan kader kesehatan setempat di bawah bimbingan petugas kesehatan yaitu Puskesmas Enarotali.
“Kami adakan kegiatan ini untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada di 10 kampung dalam wilayah kerja kami, sehingga semua masalah ini telah hahas dalam musyawarah masyarakat desa. Maka hasil kesepakatan tersebut rencana tindaklanjut akan dimasukan dalam perencaan kampung,” ujarnya. (*)
Discussion about this post