Jayapura, Jubi – Universitas Muhammadiyah Papua menggelar Sosialisasi Penerimaan Mahasiswa Baru kepada anggota Brimob Polda Papua yang ingin menyambung studinya ke perguruan tinggi.
Kegiatan ini dilaksanakan di Mako Brimob Polda Papua, Selasa (12/09/2023), yang dihadiri oleh Kasubbagernim Sat Brimob Polda Papua AKP. Muhammad Basri. Hadir juga Ketua Prodi Hukum Ismail Maswatu dan dosen Prodi Hukum Dr. Muhammad Yusuf, Zulrijal Bushido Gani, serta anggota Brimob lainnya.
Dr. Muhammad Yusuf dalam sambutannya menyampaikan apresisasi kepada para anggota Brimob atas kerjasamanya hadir dalam kegiatan sosialisasi ini serta memberitahukan bahwa kuliah tidak hanya mengejar gelar saja.
“Karena nantinya pasti akan pensiun, maka ilmu yang didapat selama kuliah bisa direalisasikan maka dari itu kuliah tentu penting. Kuliah itu selain bekal untuk nantinya akan pensiun tentu kita akan mendapatkan gelar,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Yusuf, juga bisa berargumentasi terkait hukum dan tidak akan ketinggalan jika mereka berbicara masalah hukum, ekonomi, dan lainnya.
“Jika kuliah kita akan mampu untuk menjawab serta memberikan jawaban-jawaban yang bagus, dan darimana diperolehnya semua itu, tentunya dari bangku kuliah,” jelasnya.
Ketua Prodi Hukum Ismail Maswatu dalam penyampaikan materi sosialisasi mengatakan Universitas Muhammadiyah Papua juga memiliki beberapa program studi yang dibutuhkan oleh anggota Brimob sesuai dan berkaitan dengan pekerjaan mereka.
“Di Universitas Muhammadiyah Papua kita memiliki 6 program studi yaitu Ilmu Komunikasi, Hukum, Psikologi, Ilmu Lingkungan, Ilmu Komputer, dan Kewirausahaan,” ujarnya.
Namun, lanjutnya, jika dilihat sebagian besar POLRI itu ambilnya ada 2 yaitu Hukum dan Psikologi.
“Karena kita bahasnya penegakan hukum maka tentu mengarahnya harus ke Sarjana Hukum,” katanya.
Selain itu, didampingi AKP. Muhammad Basri, Ismail mengatakan program studi Hukum memiliki visi yaitu “Menjadi program studi Hukum yang unggul, berkualitas, dan berdaya saing di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi berlandaskan keimanan dan ketaqwaan”.
“Universitas Muhammadiyah bukan hanya untuk yang Islam saja tapi umum. Jadi, bukan universitas agama tapi universitas orang-orang beragama. Bahkan 85 persen mahasiswa di sana adalah adik-adik kami yang non Muslim, jadi bisa untuk semua kalangan dan berbagai agama,” pungkasnya. (*)