Jayapura, Jubi – Siswa SMA-SMK di Kota Jayapura mengikuti kompetisi debat bahasa dengan tema “Peran Generasi Muda dalam Mengatasi Triple Planetary Crisis“.
Kompetisi debat bahasa yang berlangsung di Hotel Fox Jayapura, Kota Jayapura, Selasa (7/11/2023), dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura.
“Untuk pesertanya ada 18 tim [satu tim terdiri dari tiga siswa]. Kegiatan ini melibatkan 16 sekolah jenjang SMA dan SMK,” ujar Kasi Kurikulum Penilaian dan Pesdik SMA/SMK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura, Ita Rahma Sari.
Dikatakannya, kompetisi debat bahasa tersebut merupakan salah satu pembinaan minat, bakat, dan kreativitas siswa salah satunya yaitu masalah literasi.
“Jadi untuk debat ini, kita tunjukkan dari sisi literasi. Namun, kami juga membuat anak-anak lebih memahami kondisi lingkungan salah satunya membedah atau mengungkap masalah polusi yang disebabkan oleh perubahan iklim dan pencemaran,” ujarnya.
“Harapannya, selain dapat menghemat kompetensi debat bahasa, tahun depan kami akan memperdalam lagi atau menggali masalah debat mungkin dalam bahasa Inggris, bahasa Jepang, atau bahasa Mandarin,” sambungnya.
Kepala Bidang SMA/SMK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura, Nur Jaya, mewakili Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura, Abdul Majid, mengatakan tiga krisis planet menentukan masa depan kehidupan yang baik dan sehat.
“Tiga krisis planet mengacu pada tiga masalah utama yang saling terkait, yang saat ini dihadapi oleh seluruh umat manusia, yaitu hilangnya alam [keanekaragaman hayati] serta polusi dan limbah. Ironisnya konsekuensi paling parah akan dirasakan oleh pihak-pihak yang sesungguhnya bukanlah penyebab terjadinya krisis,” ujarnya.
Dikatakannya, hampir semua yang manusia lakukan menyebabkan pelepasan emisi. Namun, penggunaan energi, industri, transportasi, bangunan, dan pertanian adakah penyebab utama pelepasan gas rumah kaca ke atmosfer.
“Konsekuensi dari perubahan iklim saat ini sudah terwujud melalui peningkatan intensitas, dan parahnya kekeringan, kelangkaan air, kebakaran hutan, naiknya permukaan laut, banjir, pencairan es kutub badai bencana, dan penurunan keanekaragaman hayati,” ujarnya.
Seorang peserta kompetisi debat dari SMAN 4 Jayapura, Gabriel Sebastian Marsel, mengatakan triple planetary crisis atau tiga krisis planet meliputi tiga masalah utama, yakni perubahan iklim, hilangnya alam atau keanekaragaman hayati, dan timbulnya polusi serta limbah.
“Kami membuat poster terkait dengan pencegahan pemanasan global, kemudian kami juga melakukan fungsi dan pencegahan setiap hari Jumat di sekolah. Di mana kami melakukan kegiatan gotong royong, dan itu dapat terbukti ketika sekolah kami juga mendapatkan Adiwiyata,” ujarnya.
“Yang saya harapkan dari kegiatan ini, yakni dapat menghasilkan generasi penerus bangsa yang juga dapat menjadi penerus dari orang-orang sebelumnya terutama dalam triple planetary crisis ini sehingga di kemudian hari Indonesia dapat menjadi negara emas dan menjadi nomor satu diantara negara-negara lainnya,” ujar siswa kelas 10C di SMA Negeri 4 Jayapura. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!