Jayapura, Jubi – Memperingati World Health Mental Day 2023 atau Hari Kesehatan Mental se-Dunia 2023 atau ada juga yang menyebut Hari Kesehatan Jiwa se-Dunia 2023 pada 10 Oktober, Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Abepura melakukannya dengan membagikan buket dan parcel kepada karyawan di tiap ruangan perawatan inap dan perawatan jalan di RSJD Abepura. Kemudian dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng dan makan bersama di Aula RSJD Abepura pada Selasa (10/10/2023).
Kegiatan diawali dengan pembagian parcel dan buket ke semua ruangan, baik ruang perawatan inap maupun perawatan jalan. Ruangan pertama yang dikunjungi adalah Unit Gawat Darurat. Turut ambil bagian membagikan parcel dan buket adalah direktur RSJD Abepura, wakil direktur umum Keuangan, pejabat Eselon III dan Eselon IV, kepala ruangan, kepala instalasi, dan kepala Unit. Sedangkan yang mendapatkan hadiah parcel dan buket adalah para dokter, perawat, dan pasien di ruang poli, ruang rawat jalan, dan ruang rawat inap.
Sambil memberikan hadiah itu ke setiap ruangan, Direktur RSJD Abepura memberitahukan undangan acara selanjutnya di Aula RSJD Abepura. Di sana akan diadakan pemotongan tumpeng sebagai simbolis dari perayaan Hari Kesehatan Mental se-Dunia 2023.
Di Aula, Direktur RSJD Abepura dr. Guy Yana Emma Come memberikan sambutan dan beberapa informasi terkait RSJD Abepura, baik capaian maupun hambatan. Ia mengatakan ada beberapa hambatan yang dialami rumah sakit itu dalam tahun ini, yaitu mengenai pelayanan terhadap pasien yang tidak memiliki BPJS.
“Ini menjadi pergumulan tersendiri bagi manajemen RSJD Abepura, masih ada pekerjaan besar untuk memperbaiki masalah ini,” katanya.
Setiap orang, kata dr. Guy Yana Emma Come, berhak untuk mendapatkan kesehatan jiwa, sehingga petugas RSJD Abepura yang berada di lini terdepan apapun tantangannya, ketika pasien datang harus bisa melayani mereka.
“Kalau masih ada keterbatasan-keterbatasan dengan pelayanan yang lain, misalnya tidak ada jaminan BPJS, itu harus dikomunikasikan dengan baik, pasien itu harus menjadi fokus yang diutamakan,” ujar dr. Come.
Kalau banyak keterbatasan, katanya, akan banyak informasi. Ada banyak cara yang akan muncul untuk bertahan hidup. “Itu sudah hukum alam, kita juga dituntut untuk lebih inovatif, kreatif, sehingga kita bisa memberikan pelayanan yang terbaik,” katanya.
Menurut dr. Come, indikator pelayanan RSJD Abepura juga semakin bagus. Perawatan inap semakin sedikit dibandingkan tahun lalu (2022) yang mencapai angka 50 jiwa untuk pasien rawat nginap. Angka pasien menurun terhitung tahu ini sampai Oktober 2023 di bawah angka 20 jiwa, yaitu 18 pasien rawat inap dan 60 pasien rawat jalan.
“Kadang orang-orang berpikir sedikit pasien saja, tapi itu berat, kalau penanganan lebih bagus, maka angka pasien rawat jalan akan semakin tinggi, dan itu lebih bagus, karena orang yang stabil dan sehat dia akan lebih produktif,” katanya.
Terakhir, Direktur RSJD Abepura jmenyampaikan kepada semua tenaga kerja di RSJD Abepura untuk tetap kompak.
“Bukan satu kebetulan kita semua ada di sini, kita se amanah untuk ada di sini, di sini kita harus berjuang, kita harus memberikan yang terbaik, sehingga amanah yang diberikan itu tidak dicabut dari kita. Banyak orang di luar sana yang mungkin juga ingin berada di sini,” kata dr. Come.
Ia mengajak semua karyawannya menjaga kekompakan. “Ingat kita kerja di sini bukan hanya sekedar kerja saja, tapi kita adalah ‘role model’, karena ada banyak tantangan tersendiri di saat kita bekerja di sini. Terima Kasih untuk semua yang sudah hadir, masih ada tantangan harus kita hadapi bersama-sama di tahun ini, yaitu tersisa dua bulan ke depan,” ujarnya.
World Health Mental Day 2023 dirayakan sejak 1992 setiap 10 Oktober. Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran mengenai masalah kesehatan mental di seluruh dunia. WHO mengumumkan Hari Kesehatan Mental Sedunia 2023 mengusung tema “Our minds, our rights” atau “Pikiran kami, hak kami”. (*)