Jayapura, Jubi – PT Pelindo Persero Jayapura menyalurkan bantuan program untuk penanganan anak stunting dalam rangka memperingati dua tahun Pelindo Indonesia Bersatu.
Direktur SDM dan Umum PT Pelindo Cabang Jayapura, Ihsanuddin, sebagai kepedulian BUMN (Badan Usaha Milik Negara) untuk mendukung kesehatan masyarakat agar menjadi generasi sehat dan kuat.
“Selama enam bulan kami membantu proses penanganan stunting. Ada 16 anak yang kami berikan bantuan, dan tentunya mendapat dukungan penuh dari Pelindo,” ujar Ihsanuddin di Puskesmas Jayapura Utara, Kota Jayapura, Provinsi Papua, Selasa (28/11/2023).
Dikatakannya, terselenggaranya kegiatan tersebut berkat kolaborasi Mutiara Pelindo Bersama Serikat Pekerja Pelabuhan Indonesia Bersatu serta hasil fund raising Hari Pelindo pada September 2023.
“Setelah kami kumpulkan, kemudian didistribusikan, salah satunya adalah program stunting di wilayah Kota Jayapura. Ini bagian dari kepedulian insan Pelindo untuk menjadi bagian dari masyarakat,” ujarnya.
“Pelindo sangat mendukung program penuntasan stunting supaya anak-anak Indonesia khususnya di Kota Jayapura menjadi generasi sehat, cerdas, dan kuat. Saya berharap bantuan ini bermanfaat untuk anak dan orang tua,” ujarnya.
Staf Ahli Bidang Pembangunan, Ekonomi, dan Keuangan, Fredrik Awarawi, mewakili Penjabat Wali Kota Jayapura, Frans Pekey, memberikan apresiasi atas kepemilikan Pelindo yang memperhatikan masalah stunting.
“Pemkot Jayapura sangat berterima kasih kepada PT Pelindo yang sudah berkolaborasi dengan pemerintah untuk bisa mengatasi stunting. Jadi sekali lagi saya sampaikan bahwa penanganan stunting ini merupakan tanggung jawab bersama,” ujarnya.
“Bantuan yang diberikan ini tidak hanya berupa aspek materi tetapi juga merupakan bentuk investasi sosial yang memiliki dampak jangka panjang pada generasi mendatang, dengan harapan menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak di Kota Jayapura,” ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura, Ni Nyoman Sri Antari, mengatakan stunting merupakan kondisi balita memiliki tinggi badan di bawah rata-rata. Hal ini diakibatkan asupan gizi yang diberikan dalam waktu yang panjang dan tidak sesuai dengan kebutuhan.
“Jumlah kasus stunting yang ditangani hingga bulan Juni 2023 sebanyak 1600. Dari 25.000 anak kami targetkan, baru 7.000 anak yang sudah melakukan penimbangan ke posyandu dan puskemas. Kendala kami adalah kurangnya kesadaran orang tua,” ujarnya.
Antari berharap orang tua yang memiliki bayi atau balita agar mendatangi rumah sakit, posyandu, dan puskemas agar dapat diketahui jumlah anak stunting sehingga dilakukan langkah preventif dan promotif agar anak tidak mengalami stunting.
“Seluruh remaja putri harus minum obat tablet tambah daerah, cuma satu kali satu minggu untuk mencegah anemia. Calon pengantin juga harus dilakukan pemeriksaan. Mari kita satu hati mengawal kesehatan anak-anak kita,” ujarnya. (*)