Merauke, Jubi – Pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah – RSUD Merauke, Kabupaten Merauke, Papua Selatan dikeluhkan oleh keluarga pasien.
Sejumlah hal yang dikeluhkan antara lain menyangkut ketersediaan air bersih di kamar mandi/toilet, petugas kebersihan yang tidak rutin melakukan pembersihan kamar serta kurang ramahnya oknum petugas kesehatan di sana.
Salah seorang keluarga pasien, Arie Suprapto kepada Jubi, Minggu (29/10/2023) malam menyatakan bahwa pihaknya mendapati pelayanan yang tidak memuaskan di rumah sakit umum Merauke. Sejak pertama masuk hingga beberapa hari menjalani rawat inap di rumah sakit umum itu, ruangan rawat inap tidak dibersihkan petugas cleaning service.
“Istri saya pasien rujukan dari Kabupaten Asmat. Mendapat rujukan untuk proses persalinan di RSUD Merauke. Kami sudah menginap dua hari, selama itu sampah tidak pernah diangkat oleh petugas, dan pula tidak ada petugas kebersihan yang melakukan pembersihan di kamar,” kata Suprapto.
Karena sampah menumpuk di ruangan rawat inap, sambung Suprapto, keluarga berinisiatif membuang sampah di tempat sampah yang terdapat di ruangan petugas piket. Mengetahui hal tersebut, salah satu perawat di sana langsung memarahi keluarga pasien.
“Kami langsung dimarahi, ini yang kami sesalkan. Kami orang baru, kami tidak tahu di mana tempat sampah, harus disampaikan secara baik. Tutur kata dalam pelayanan itu penting, sehingga pasien maupun keluarga pasien merasa nyaman. Mana pasien bisa cepat sembuh kalau perawat atau petugas tidak ramah. Lagi pula selama beberapa hari sejak di rawat, tidak ada petugas cleaning service yang melakukan tugas pembersihan di ruangan,” katanya.
Masalah lainnya, ungkap Suprapto, soal ketersediaan air bersih di kamar mandi/toilet. Pasokan air di ruangan rawat inap tidak lancar. Air akan tersedia cukup apabila diminta oleh pengunjung. Namun apabila air tidak tersedia sekalipun telah diminta, maka pengunjung menggunakan air kemasan untuk kebutuhannya.
“Kalau air di kamar mandi sudah tidak ada kita harus menyampaikan lagi ke petugas, kalau tidak keluar terpaksa kita pakai air kemasan. Itu beberapa hal yang kami keluhkan. Hal (masalah-masalah) itu kami sampaikan untuk perbaikan pelayanan rumah sakit agar lebih baik ke depan,” tutup Suprapto.
Masalah air juga dikeluhkan oleh warga Merauke yang pernah menjalani rawat inap di rumah sakit umum di sana. Jika pasokan air di rumah sakit itu tidak mencukupi, maka pasien terpaksa mengeluarkan uang membeli air mineral untuk kebutuhan MCK.
“Ya soal air ini saya pernah di rawat selama beberapa hari di rumah sakit. Saat dalam perawatan itu, istri saya terpaksa beli air kemasan untuk kebutuhan di kamar mandi. Kita berharap rumah sakit harus mengutamakan pasokan air, sehingga pasien atau pengunjung juga merasa nyaman,” kata seorang warga Merauke, Jamal.
Menanggapi keluhan tersebut, Kasubag Kepegawaian dan Rumah Tangga RSUD Merauke, Roni Marsel Pontoan kepada Jubi, Senin (30/10/2023), menyatakan bahwa masalah kebersihan dan etika pelayanan perawat akan menjadi bahan evaluasi bagi pihaknya untuk diperbaiki. Dengan adanya keluhan keluarga pasien itu, manajemen akan memanggil koordinator cleaning service termasuk mengingatkan kembali petugas/perawat dalam melayani pasien serta pengunjung.
“Kalau masalah kebersihan sebenarnya sudah diatur, sudah ada koordinator cleaning service. Mungkin saja yang bertanggung jawab di ruangan itu berhalangan sakit, dan tidak menyampaikan ke koordinatornya, sehingga tidak ditunjuk penggantinya di sana. Kami akan segera memanggil koordinatornya termasuk melakukan evaluasi terkait persoalan sampah ini,” kata Pontoan.
Terkait keramahan perawat dalam pelayanan, Pontoan mengatakan bahwa pihaknya selalu melakukan pembinaan setiap pelaksanaan apel di lingkungan rumah sakit tersebut. Pekerja rumah sakit selalu diingatkan untuk melayani pasien serta pengunjung dengan sepenuh hati.
“Itu sudah kami tegaskan, kalaupun terjadi di satu dua oknum itu di luar kontrol kami. Intinya kami rumah sakit mengedepankan salam sapa senyum. Selalu kami sampaikan bahwa itu wajib karena kita ini kan menjual jasa, kalau jasa itu ya dari keramahan kita terhadap pasien dan pengunjung,” kata dia.
Menyangkut ketersediaan air di rumah sakit tersebut, Pontoan menyatakan masalah air telah terjadi sejak beberapa bulan lalu. Akibat musim kemarau, ketersediaan air di rumah sakit menjadi sangat terbatas.
“Memang ada sumber air tanah (sumur) tapi itupun tidak mencukupi kebutuhan seluruh ruangan di rumah sakit. Untuk mengatasi itu kami terpaksa memasok air secara bergantian di tiap ruangan. Memang ada penampungan air, tapi saat ini tidak dapat dipasok, karena ketersediaan air dari PDAM dan sumur sangat terbatas,” tutupnya. (*)