Jayapura, Jubi – Di Wilayah Otonomi Bougainville yang pernah mengalami konflik perang saudara pada era 1990-an diduga masih beredar senjata api yang dicuri di tempat pembuangan senjata.
“Ratusan senjata api berkekuatan tinggi yang diduga dicuri dari tempat pembuangan senjata masih digunakan hingga saat ini,“ kata kepala polisi Francis Tokura di wilayah otonomi Bougainville, Papua Nugini kepada https://www.rnz.co.nz yang dikutip jubi.id pada Jumat (19/4/2024).
Selama bertahun-tahun, setelah penandatanganan Perjanjian Perdamaian pada 2001, PBB telah mengawasi proses pembuangan senjata secara sukarela dengan tujuan menjamin keselamatan masyarakat.
Post-Courier melaporkan senjata-senjata itu akhirnya dihancurkan.
Berbicara dalam lokakarya pengendalian senjata minggu ini di Port Moresby, Francis Tokura mengatakan hanya sekitar 400 senjata api yang diserahkan dan dibuang ketika PBB melakukan latihan itu.
Dia mengatakan banyak di antaranya telah dikeluarkan dari tempat pembuangan sampah dan masih digunakan.
Tokura menyebutkan mereka digunakan untuk kegiatan kriminal, terkadang di wilayah lain PNG.
Dia mengatakan ada juga senjata ilegal yang diselundupkan melalui perbatasan Bougainville dengan Kepulauan Solomon.
Post-Courier melaporkan Tokura menyampaikan petugasnya tidak memiliki mekanisme untuk memantau pergerakan senjata ke negara tersebut. Hal ini telah memicu lebih banyak kekerasan senjata, termasuk perselisihan yang sedang berlangsung antara dua faksi gerakan Me’ekamui di selatan pulau utama.
Pertempuran itu telah menyebabkan satu kematian dan kehancuran sejumlah bisnis, termasuk studio lokal New Dawn FM. (*)
Discussion about this post