Jayapura, Jubi- Kepolisian Kerajaan Pulau Solomon (RSIPF) menyerukan kepada pengguna media sosial untuk berhenti menghasut warga melalui postingan dan membagikannya di Facebook.
“Komisaris RSIPF Mr. Mangau membuat seruan ini setelah orang-orang tertentu menggunakan akun Facebook palsu untuk memposting dan membagikan beberapa postingan kebencian selama proses penghitungan,”demikian dikutip Jubi dari https://www.solomonstarnews.com, Selasa (23/4/2024).
Komisaris Mangau mengatakan jangan menggunakan cara apapun yang akan menimbulkan kekerasan di antara masyarakat. “Pengguna daring berhenti menghasut postingan kekerasan. Ini adalah kejahatan, apapun media yang anda gunakan. Jangan memposting komentar di online yang mendorong kejahatan apapun,”katanya.
“Saya menyerukan kepada semua warga negara, termasuk para pemimpin agama, tetua, pemimpin gereja dan semua pemimpin perempuan, laki-laki dan pemuda untuk memahami bahwa kita adalah satu bangsa meskipun kita berasal dari kelompok etnis yang berbeda. Mari kita terus menunjukkan rasa hormat satu sama lain dan menjaga perdamaian sebagai negara yang mencintai umat Kristiani,” kata Mangau.
Ia berkata, “Kita begitu kaya akan satu nilai-nilai Kristiani yang sama dan cara-cara budaya dalam melakukan sesuatu. Kami adalah satu kesatuan penduduk Kepulauan Solomon. Berhentilah mendiskriminasi seseorang karena kita saling mencintai dan peduli.”
Kapolri mengatakan, meskipun hasilnya tidak menguntungkan satu sama lain, RSIPF adalah organisasi netral. Peran kami adalah memastikan adanya perdamaian dan keamanan di komunitas kami selama proses penghitungan suara dan mengarah pada pembentukan pemerintahan baru.”
Kepolisian Kerajaan Kepulauan Solomon (RSIPF) adalah organisasi penegakan hukum netral yang tidak berafiliasi secara politik.
Pernyataan ini disampaikan oleh Komisaris RSIPF Mr. Mostyn Mangau setelah sejumlah pihak mengatakan mereka tidak memiliki kepercayaan dan keyakinan dalam menangani keamanan pada proses penghitungan pemilu.
Komisaris Mangau mengatakan dirinya ingin mengingatkan masyarakat umum tentang netralitas organisasi selama masa pemilu ini. RSIPF adalah kekuatan disiplin dan fokus utama kami adalah memberikan keamanan di semua stasiun penghitungan di seluruh negeri.
Mangau melihat beberapa postingan dan komentar di media sosial yang mempertanyakan integritas polisi selama masa penghitungan suara, jadi dirinya ingin mengingatkan dan meyakinkan masyarakat bahwa mereka adalah organisasi netral.
Dia mengatakan, petugas kepolisian hanya ditempatkan di tempat penghitungan suara untuk memberikan pengamanan guna memastikan proses aman dan terjamin bagi petugas pemilu untuk menjalankan tugasnya tanpa ada gangguan.
Kapolri mengatakan jika ada warga yang menyaksikan kejadian apa pun yang tidak mencerminkan netralitas polisi, dapat menghubungi kantor Standar Profesi dan Investigasi Internal di Kantor Polisi Pusat dan melaporkannya.
Komisaris Mangau mendesak masyarakat yang baik untuk bekerja sama dengan polisi selama proses penghitungan suara dan pembentukan pemerintahan baru.(*)
Discussion about this post