Jayapura, Jubi- Pusat Krisis Perempuan Fiji (FWCC) bekerja sama dengan Biro Statistik Fiji (FBOS), melaksanakan studi prevalensi nasional kekerasan dalam rumah tangga di negara tersebut.
Koordinator FWCC, Shamima Ali mengatakan studi prevalensi, biasanya dilakukan setelah satu dekade, namun mereka tidak dapat melakukannya pada 2021 karena COVID.
Studi prevalensi terakhir bertajuk “Kehidupan Seseorang, Urusan Semua Orang” Penelitian Nasional tentang Kesehatan Perempuan dan Pengalaman Hidup di Fiji (2010/2011) mengeksplorasi prevalensi, insiden, dan sikap terhadap kekerasan oleh pasangan intim di Fiji.
“Kami sudah meluncurkannya; kami memulai kemitraan dengan Biro Statistik Fiji dengan keahlian mereka dan peneliti feminis dari Melbourne,” kata Ali sebagaimana dikutip jubi dari fijitimes.com.fj Minggu (10/3/2024)
Dia mengatakan, tim peneliti akan terjun ke lapangan akhir tahun ini dan mereka bertujuan untuk menyelesaikan laporannya pada tahun 2025.
“Kita akan punya laporan yang memberitahu kita apakah masih ada, bertambah atau berkurang. Kami tidak tahu.”katanya
Ada peningkatan pelaporan, tapi kecuali kita melakukan studi banding, kita tidak bisa mengatakan hal itu.
“Yang terakhir dikutip di mana-mana, secara internasional.Kebijakan dibuat berdasarkan hal tersebut, tentu saja ada hubungannya dengan hal terakhir.”tambahnya
Miss Ali mengatakan penelitian terakhir menunjukkan bahwa 64 persen perempuan mengalami kekerasan oleh pasangan intimnya.
“Jika Anda melihat data kami dan ketika kami membandingkannya, hasilnya menunjukkan antara 63 hingga 66 persen,”katanya.
“Namun kami akan melakukan studi menyeluruh tahun ini dan itu akan menunjukkan arah tujuan kami dengan lebih akurat.”tambahnya.(*)
Discussion about this post