Jayapura, Jubi– Pemerintah Australia dapat membantu Papua Nugini (PNG) guna meningkatkan standar agar hasil hutannya memiliki akses ke pasar di negara itu.
Hal ini dikatakan PNG Forest Authority (PNGFA) sebagaimana dilansir Jubi.id dari https://www.thenational.com.pg/pngfa-to-raise-standards, Rabu (1/3/2023).
Direktur pelaksana PNGFA, John Mosoro, mengatakan hal ini setelah penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara PNGFA dan Departemen Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Australia pada forum menteri, baru-baru ini di Canberra.
“Kami memiliki negosiasi yang baik dengan rekan-rekan kami,” katanya.
Mosoro mengatakan mereka meminta Australia untuk meningkatkan Forest Research Institute di Lae, Morobe, agar nantinya menjadi lembaga penelitian hutan regional.
Dia mengatakan seiring dengan pembangunan infrastruktur akan ada peningkatan keahlian dengan peneliti lokal dengan gelar doktor dan PhD pada lampiran di Australia untuk bergabung dengan institut tersebut.
Ia mengatakan hilirisasi juga dibahas serta memiliki akses ke pasar di Australia dan memenuhi standar internasional.
“Kami juga membahas nilai-nilai bersama kami untuk kerja sama dalam perdagangan karbon,” katanya.
“Kami memberi tahu mereka bahwa PNG, terutama PNGFA, akan melihat stok karbonnya untuk meluncurkan platform-nya sendiri yang mereka setujui untuk mendukung kami,” tambahnya.
Mosoro berbicara pada peluncuran situs web baru PNGFA di Port Moresby pada Kamis (23/2/2023) lalu..
Dia mengatakan kepada staf bahwa teknologi informasi dan komunikasi (TIK) adalah “tulang punggung” dari setiap organisasi modern.
“Jika Anda tidak memiliki TIK, Anda akan mundur 10 tahun. Orang-orang sudah pindah,” katanya.
“Di beberapa institusi, Anda akan melihat bahwa TIK adalah prioritas dan bagian penting dari setiap organisasi di dunia modern ini. Kami mengalami sedikit kesulitan dalam menyiapkan infrastruktur TIK,” tambahnya. (*)