Jayapura, Jubi – Menteri Urusan Multi-Etnis dan Industri Gula Fiji, Charan Jeath Singh, mengatakan tidak dapat memberikan batas waktu yang pasti untuk menyelesaikan ‘tantangan atau masalah warisan’ dalam industri gula.
“Saya ingin menyatakan bahwa masalah ini tidak hanya terjadi pada pabrik Rarawai. Dua pabrik lainnya, Lautoka dan Labasa, juga tidak terkecuali. Keduanya memiliki usia yang sama. Saya ulangi bahwa persoalan ini sudah lama terjadi dan tidak muncul begitu saja sejak kita berada di pemerintahan,” ujarnya di Parlemen Fiji saat menjawab pertanyaan mengapa ada begitu banyak kerusakan di pabrik Rarawai di Ba, sebagaimana dikutip Jubi dari fijitimes.com, Sabtu(16/9/2023).
“Kita tidak dapat mengabaikan fakta bahwa ketiga pabrik tersebut berusia lebih dari 100 tahun. Hal ini menyoroti kebutuhan mendesak akan modernisasi dan peningkatan teknologi berusia satu abad untuk meningkatkan kinerja, meningkatkan laju produksi, dan efisiensi energi,” tambahnya.
“Meskipun saya tidak dapat memberikan batas waktu yang pasti untuk penyelesaian tantangan atau masalah yang sudah ada ini, saya ingin menekankan komitmen teguh kami untuk menemukan solusi jangka panjang,” katanya.
Singh mengatakan akan ada penjauan menyeluruh terhadap industri gula sesuai ketentuan yang dibuat dalam anggaran 2023-2024.
“Kami sepenuhnya memahami betapa pentingnya industri gula bagi perekonomian negara dan kami tetap teguh dalam dedikasi kami untuk menjaga penghidupan para petani dan orang-orang yang terkait dengan industri ini,” katanya.
“Yakinlah, kami akan terus bekerja tanpa kenal lelah untuk mengatasi tantangan yang ada di seluruh pabrik, dan kami sangat berterima kasih atas dukungan dan pengertian dari seluruh pemangku kepentingan, yang lebih penting adalah para petani kami yang bekerja keras,” tambahnya. (*)