Jayapura, Jubi – Charlot Salwai kembali terpilih menjadi Perdana Menteri Vanuatu. Dia menjadi calon tunggal dan mengantongi 29 dukungan dalam pemungutan suara di parlemen.
Radio Selandia Baru (RNZ) dalam situs mereka melaporkan Salwai dilantik setelah memenangi pemungutan suara pada Jumat (6/10/2023). Salwai dalam pidato pelantikannya meminta maaf kepada Rakyat Vanuatu atas krisis politik yang melanda negara itu dalam tiga tahun terakhir.
Salwai berterima kasih kepada polisi setempat yang dianggapnya telah menjaga perdamaian di Vanuatu. Dia juga berterima kasih kepada warga karena telah menghormati hukum negara.
Salwai ialah Pemimpin Partai Gerakan Reunifikasi untuk Perubahan. Dia juga Perdana Menteri Vanuatu pada 2016–2020.
Salwai juga berterima kasih kepada seluruh anggota parlemen yang telah memilihnya menjadi Perdana Menteri Vanuatu. Ucapan itu terutama ditujukannnya kepada tiga pemimpin partai politik besar dalam koalisi pemerintahan saat ini. Mereka ialah Ismael Kalsakau Ma’aukoro dari Persatuan Partai Moderat, Jotham Napat dari Partai Pemimpin, dan Ralph Regenvanu dari Partai Graon Mo Jastis.
Dia menyatakan banyak tantangan ekonomi, sosial, dan lingkungan akibat perubahan iklim yang mesti dihadapi Vanuatu. Kondisi itu diperparah dengan ketidakstabilan politik, dan kepastian usaha.
Salwai menduduki kembali kursi Perdana Menteri Vanuatu, setelah parlemen setempat melengserkan Sato Kilman. Mereka menyatakan mosi tidak percaya terhadap Kilman yang baru sekitar sebulan menjadi perdana menteri.
Kilman mengantikan Ismael Kalsakau Ma’aukoro yang masa pemerintahannya juga tidak bertahan lama. Kalsakau sendiri mengantikan Bob Loughman melalui pemilu sela pada tahun lalu.
“Belum genap 12 bulan berdirinya Pemerintahan Yang Mulia [Ismael Kalsakau] Ma’aukoro setelah pemilu sela pada Oktober 2022, hari ini kami untuk kedua kalinya mengganti pemerintahan. Saya meminta maaf kepada pemerintahan sebelumnya. Namun, kita berada dalam sistem demokrasi. Ketika jumlah anggotanya [parlemen] condong ke satu sisi, pergantian pemerintahan pun akan terjadi,” kata Salwai.
Setelah Salwai menyampaikan pidato resminya, Sidang Parlemen Vanuatu pun ditunda hingga Selasa pekan depan. Namun, krisis politik mungkin akan terus berlanjut di Vanuatu. Perimbangan kekuasaan bisa berubah hanya dengan dukungan dari segelintir anggota perlemen.
Indikasi itu muncul setelah sejumlah oposan mengancam memperkarakan proses pemilihan Salwai ke pengadilan. Salwai juga harus menghadapi tantangan dalam pembentukkan kabinet pada akhir pekan ini. Dia harus mampu menyakinkan partai pendukungnya dengan mengakomodasi orang-orang mereka dalam kabinet baru. (*)