Jayapura, Jubi- Perdana Menteri Vanuatu Sato Kilman telah dicopot dari jabatannya dalam mosi tidak percaya di parlemen, Jumat (6/10/2023) sore ini di Port Vila.
Mosi tersebut dilakukan dengan mengacungkan tangan dengan 27 suara, karena tidak adanya bangku pemerintah yang telah mengosongkan ruang sidang sebagai protes menjelang pemungutan suara.
Charlot Salwai telah dicalonkan sebagai perdana menteri dan telah menerima pencalonan tersebut.
Pemilihan perdana menteri saat ini sedang dilakukan tanpa kehadiran seluruh anggota parlemen pemerintah.
“Lebih lanjut tentang cerita ini yang akan datang….,”demikian dikutip jubi.id dari rnz.co.nz, Jumat (6/10/2023)
Sebelumnya dalam pemberitaan Jubi.id Kamis (5/10/2023) menyebutkan kelompok oposisi di Vanuatu tampaknya mendapat dukungan lebih banyak anggota parlemen daripada pemerintah. Sidang parlemen luar biasa diadakan pada Senin (2/10/2023) lalu untuk membahas mosi tidak percaya terhadap Perdana Menteri Vanuatu yang baru saja dilantik, Sato Kilman.
Di pihak oposisi, terdapat 26 anggota parlemen yang hadir namun hanya dua anggota parlemen pemerintah yang menunjukkan wajah mereka, anggota parlemen Partai Vanua’aku untuk Malekula, Esmon Sae, dan mitranya dari daerah pemilihan Malo, Wesley Rasu.
“Sedangkan 22 anggota parlemen lainnya yang setia kepada pemerintah memboikot sidang tersebut dan memaksa penundaan hingga Jumat (6/10/2023) karena kurangnya kuorum,” demikian dikutip Jubi dari rnz.co.nz, Kamis (5/10/2023).
Jika jumlah oposisi bertahan hingga Jumat (6/10/2023) maka Sato Kilman dapat digulingkan dengan selisih yang sangat mirip dengan yang digulingkan pihaknya saat melawan mantan PM Ishmael Kalsakau pada bulan Agustus.
Status quo di Vanuatu kemungkinan akan berlanjut hingga 4 November 2023 menandai satu tahun kehidupan parlemen saat ini – yaitu ketika dewan menteri akan kembali diizinkan untuk meminta Presiden Republik Vanuatu untuk membubarkan parlemen. Ketidakstabilan yang sedang berlangsung atau kebuntuan politik.(*)