Jayapura, Jubi – Moratorium satu tahun telah diberlakukan terhadap permohonan Indonesia untuk bergabung dengan Melanesia Spearhead Group (MSG). Ini berarti pertemuan KTT pemimpin MSG ke 23 di Suva Fiji tidak ada pembicaraan tentang keanggotaan baru MSG.
Hal ini dikatakan Perdana Menteri James Marape salah satu dari pemimpin Melanesia Spearhead Group (MSG) kepada thenational.com usai kembali dari KTT ke 22 Pertemuan Pemimpin MSG di Port Villa, Vanuatu-23-24 Agustus 2023.
Perdana Menteri PNG James Marape kepada thenational.com mengatakan hal ini bertujuan agar Forum Pasifik Island (PIF) dapat mengatasi masalah Papua Barat dan khususnya tuduhan hak asasi manusia di provinsi tersebut.
James Marape mengatakan bahwa MSG juga mendapat minat untuk menjadi anggota dari Australia, Prancis dan Indonesia untuk bergabung dengan kelompok MSG.
Dia juga menambahkan tanggalnya belum ditentukan, namun sekelompok pemimpin MSG akan mengunjungi Indonesia untuk mengangkat masalah Papua Barat.
“Perwakilan seluruh negara anggota saat ini akan melakukan kunjungan ini dan melihat sendiri tuduhan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) itu benar atau tidak,” kata Marape.
“Kita juga harus memahami bahwa setiap negara mempunyai masalah hukum dan ketertibannya masing masing, jadi kami akan mengunjungi Indonesia, untuk menyelesaikan malasah ini, sebelum kita dapat mulai mendiskusikan permohonan Indonesia untuk bergabung dengan MSG. MSG berada di forum Kepulauan Pasifik,” katanya.
Marape juga mengatakan bahwa MSG menyetujui moratorium satu tahun terhadap permohonan negara negara lain yang telah menunjukan minat untuk bergabung dengan kelompok MSG, termasuk Australia dan Perancis. Sementara itu, tiga negara Australia, Tiongkok dan Perancis menghadiri MSG yang baru saja berakhir sebagai tamu setelah pertemuan KTT Pemimpin MSG ke 22 pada 23-24 Agustus 2023. KTT ke 23 akan berlangsung di Suva Fiji pada 2024. (*)