Jayapura, Jubi – Dinas Cuaca Nasional Papua Nugini telah menerima laporan dari Provinsi Barat telah terjadi penurunan tajam di permukaan sungai Fly salah satu sungai terpanjang kedua di Papua Nugini akibat cuaca kering baru-baru ini.
“Kekeringan ini konsisten dengan musim kemarau normal yang terjadi pada April hingga Oktober,” kata Asisten Direktur Cuaca Nasional PNG, Kasis Inape, kepada The National yang dikutip jubi.id pada Sabtu (26/8/2023).
Dia menambahkan kekeringan ini sebenarnya bukan sesuatu hal yang aneh. Meski kata dia ada kekhawatiran dunia usaha di wilayah Kiunga akan terkena dampak, karena kapal tidak dapat melakukan perjalanan ke sungai Fly untuk mengangkut bahan bakar ke sana.
Dikatakan tidak ada curah hujan di hulu Biangabib dan Olsobib di pegunungan tempat sungai Fly bergantung.
Kasis Inape mengatakan kondisi saat ini lebih kering jika dibandingkan dengan musim-musim sebelumnya.
“Ada kemungkinan besar kita akan menghadapi El Nino pada akhir tahun ini,” kata dia memperingatkan warga di Papua Nugini.
“Selama peristiwa El Nino, curah hujan sangat berkurang, dan sebagian besar wilayah negara ini menghadapi situasi seperti kekeringan,” tambahnya.
Ia mengatakan peristiwa El Nino biasanya berlangsung minimal sembilan bulan.
“Jadi skenario yang mungkin terjadi di negara ini adalah kondisi kering ini akan terus berlanjut hingga musim hujan selama Natal,” katanya.
“Kantor ini telah meningkatkan kesadaran melalui berbagai platform dan pertemuan untuk menyoroti perlunya masyarakat memperhatikan secara serius peringatan-peringatan ini dan mulai mempersiapkan diri untuk periode yang akan datang,” katanya.
Mengutip Wikipedia yang menyebut bahwa sungai Fly adalah sungai terpanjang kedua di Papua Nugini, mengalir dari Pegunungan Emanuel Victor di dataran tinggi tengah dan mengalir melalui bagian tenggara negara itu ke Teluk Papua. Panjang sungai ini mencapai 1.050 kilometer. Berdasarkan volume debit, sungai Fly adalah sungai terbesar di Oseania, dan terbesar di dunia tanpa ada satupun bendungan dalam daerah resapannya, dan secara keseluruhan sungai utama terbesar ke-25 di dunia.
Sungai Fly juga merupakan bagian dari perbatasan antara Provinsi Barat di PNG dan Provinsi Papua Selatan di Indonesia.
Ada satu bagian yang melintas ke bagian barat garis bujur 141° Timur. Untuk mengkompensasi perolehan tanah ini untuk Papua Nugini, batas selatan sungai Fly sedikit ke timur garis bujur 141° Timur, dan karena kesepakatan ini, Indonesia mempunyai hak untuk menggunakan sungai Fly sampai ke muaranya sebagai sarana transportasi.
Anak-anak sungai utama ke sungai Fly adalah sungai Strickland dan Sungai Ok Tedi. (*)