Jayapura, Jubi-Pemimpin gerakan kemerdekaan Papua atau United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) Benny Wenda mengatakan pembebasan pilot Selandia Baru Phillip Mehrtens yang disandera oleh pemberontak bersenjata sudah di luar kendalinya. Bahkan dia menyerukan agar pilot Selandia Baru itu harus dibebaskan.
Dia mengatakan kepada RNZ Pacific yang dikutip jubi.id, dia tidak memaafkan tindakan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) dan telah menyerukan mereka untuk membebaskan pilot secara damai.
Dia mengatakan dia bersimpati dengan rakyat Selandia Baru dan keluarga Merhtens, tetapi bersikeras situasinya adalah akibat dari penolakan Indonesia untuk mengizinkan Komisaris Hak Asasi Manusia PBB mengunjungi Papua Barat.
“Karena tempat di mana itu benar-benar terjadi adalah di mana ratusan ribu telah mengungsi dari 2018 hingga sekarang; di Nduga, Intan Jaya, Maybrat dan juga Oksibil. Jadi kejadian ini saat ini adalah peringatan bagi Indonesia untuk membiarkan Komisioner Tinggi PBB berkunjung yang selama tiga tahun terakhir ini mereka abaikan.”katanya
“Kami bukan musuh [dengan Selandia Baru]. Kami sangat baik,” kata Wenda.
“Selandia Baru adalah pendukung yang sangat kuat di Papua Barat. Saya tidak berpikir kelompok [TPNPB] dapat membahayakan pilot kecuali Indonesia menggunakan situasi tersebut untuk melakukan kerusakan. Itu kekhawatiran saya.”tambahnya
Dia mengatakan Indonesia harus mempertimbangkan tuntutan TPNPB.
Wenda memimpin delegasi dari ULMWP yang saat ini berada di Fiji menjelang Forum Kepulauan Pasifik. Grup ini memiliki status pengamat di Melanesian Spearhead Group (MSG) dan sedang melobi untuk menjadi anggota penuh.
TPNPB menyandera Mehrtens pada 7 Februari 2023 lalu. Setelah ia mendaratkan pesawat penumpang komersial kecil di Kabupaten Nduga.
Kelompok itu kemudian membakar pesawat Susi Air milik Indonesia dan menuntut pemerintah Selandia Baru bernegosiasi langsung untuk pembebasan Merhtens.(*)