Jayapura, Jubi – Mantan PM Vanuatu, Barak Sope, menyerukan penghapusan Indonesia dari Melanesia Spearhead Group (MSG). Meski menjadi anggota asosiasi, Sope berpendapat bahwa Indonesia tidak boleh menjadi bagian dari organisasi Melanesia.
Hal ini dikutip Jubi.id dari https://www.dailypost.vu/news/sope-wants-indonesia-out-of-msg, Senin (13/2/2023).
Dikatakan bahwa pernyataannya muncul sebagai tanggapan atas keputusan MSG untuk mempekerjakan konsultan dari Indonesia, dengan menyatakan Peraturan Staf Sekretariat MSG memungkinkan perekrutan individu di luar wilayah MSG.
Barak Sope pertama kali membawa pengungsi Papua Barat ke Vanuatu pada tahun 1980, termasuk pemimpin dan manajer Black Brother, mendiang Andy Ayamiseba, dan personel Black Brother. Bahkan Andy Ayamiseba mendirikan perusahaan rekaman musik bernama The Vanuwespa Studio hingga menghasilkan lagu-lagu di Vanuatua dan Pasifik termasuk lagu Chinatown di Honiara, Kepulauan Solomon.
Mantan Perdana Menteri Vanuatu, Barak Sope, pernah meraih “Order of Timor Leste” atas kontribusinya terhadap perjuangan kemerdekaan negara bekas provinsi ke-27 RI itu.
Order of Timor-Leste (Bahasa Portugis: Ordem de Timor-Leste) adalah penghargaan tertinggi yang diberikan oleh pemerintah Timor Leste kepada tokoh domestik maupun asing.
Penghargaan itu diberikan kepada tokoh-tokoh yang memiliki jasa lebih luas dari hanya untuk kemerdekaan Timor Leste. Dewasa ini penghargaan ini diberikan kepada tokoh dalam negeri maupun asing yang memberikan kontribusi signifikan bagi Timor Leste, bagi rakyat Timor Leste, dan bagi kemanusiaan secara umum.
Sope juga mengeritik Papua Nugini dan Fiji sebagai negara yang menurut dia, menyebabkan Melanesian Spearhead Group (MSG) tidak efektif memperjuangkan nasib Papua. (*)