Jayapura, Jubi – Sebanyak 186 kasus pemerkosaan di Fiji dilaporkan dari Januari hingga Agustus tahun 2023. Tercatat sejumlah 119 korban berusia di bawah 18 tahun.
Hal ini diungkapkan oleh Asisten Menteri Urusan Perempuan, Anak, dan Perlindungan Sosial, Sashi Kiran, dalam acara 16 Hari Aktivisme yang diadakan di Fiji Teachers Union Hall,” demikian dikutip Jubi dari fijivillage.com pada Senin (4/12/2023).
Kiran mengatakan statistik yang mengejutkan adalah bahwa lebih dari 60 persen perempuan Fiji pernah mengalami beberapa bentuk kekerasan selama hidup mereka.
Kiran juga mengakui Fiji Women Crisis Center atas penelitian ini dan mereka yang bekerja di bidang mengidentifikasi kekerasan terhadap perempuan di dunia yang merupakan 1 dari 3 di dunia, namun bagi negaranya, 2 dari 3 perempuan menghadapi beberapa bentuk kekerasan di rumah mereka sendiri.
Dia menambahkan bahwa anggota keluarga lain selain pasangan intim juga ditemukan melakukan kekerasan terhadap perempuan.
“Sayangnya, hal ini sudah sangat normal dalam budaya kita, yaitu menggunakan kekerasan fisik untuk menghukum, mendisiplinkan, dan mengontrol perempuan,” kata Kiran.
Dia juga menyampaikan keprihatinannya mengenai gadis-gadis muda yang keluar dari panti asuhan pada usia 17-18 tahun tanpa tempat untuk pergi dan tanpa dukungan.
Kiran telah menyerukan kepada para pembela hak asasi manusia untuk fokus pada generasi muda yang membutuhkan tambahan dukungan emosional, moral, ekonom, dan akomodasi.
Wakil Menteri juga mengingatkan para guru bahwa peran mereka sangat penting untuk perlindungan anak-anak dan interaksi mereka dengan anak-anak serta memahami perilaku mereka penting untuk masa depan bangsa ini yang lebih baik.
Dia mengatakan kata-kata dan tindakan mereka berdampak pada setiap anak yang belajar di kelasnya dan dengan kontribusi mereka, hal tersebut pasti akan membentuk anak perempuan dan laki-laki untuk saling menghormati dan tumbuh menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab. (*)