Jayapura, Jubi – Perdana Menteri James Marape dari Papua Nugini memanfaatkan pertemuan Forum Kepulauan Pasifik atau PIF di Suva, Fiji, untuk menyerahkan secara resmi jabatan Ketua Melanesian Spearhead Group atau MSG kepada Perdana Menteri Vanuatu, Bob Loughman. Selayaknya tradisi Melanesia, James Marape mengatur agar setiap delegasi PIF menerima babi, bahan makanan, keranjang, pinang, tikar dan belacu, serta perlengkapan lainnya.
Cara James Marape itu memukau Bob Loughman. “Aku tidak tahu bagaimana kamu melakukannya!,” seru Loughman, sebagaimana yang ditulis Prof Dr Tess Newton Caib dari Griffith University, Australia, dalam artikelnya yang berjudul “Handover of MSG Chairmanship” di Vanuatu Daily Post Digital pada Sabtu (16/7/2022).
Tess Newton Caib memang menyaksikan serah terima jabatan Ketua MSG itu. Dalam artikelnya, Tess Newton Caib menuliskan kekaguman Bob Loughman melihat cara James Marape menyerahkan tampuk kepemimpinan MSG kepadanya. Dalam kapasitasnya sebagai kepala suku Melanesia—yang disebut para antropolog sebagai bigman system— James Marape memberikan berbagai hadiah sebagai bentuk persahabatan.
Selayaknya dalam tradisi Melanesia, Merape menjadikan berbagai hadiah itu sebagai ungkapan rasa terima kasihnya kepada para anggota MSG yang memberikan berbagai dukungan selama kepemimpinannya. Marape menyebut masa kepemimpinannya dalam MSG menantang, karena harus menghadapi pandemi COVID-19. Saat menerima tampuk kepemimpinan MSG dari Marape, Loughman menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Marape yang berhasil memimpin MSG. Ia menyatakan rasa terima kasih itu ia sampaikan mewakili seluruh anggota MSG yang memuji keberhasilan Marape.
Ia mengatakan bahwa dirinya bersama Direktur Jenderal MSG yang baru, Leonard Louma akan bekerja sama memimpin MSG. Loughman dan Marape kemudian bertukar nomor telepon, memastikan keduanya akan terus berkomunikasi.
Pertemuan Rabu (13/7/2022) sore itu memang dikhususkan sebagai ajang serah terima jabatan Ketua MSG kepada Perdana Menteri Vanuatu, Bob Loughman. Tahun depan, Vanuatu akan menjadi tuan rumah pertemuan MSG di Port Vila. Jika terwujud, itu akan menjadi pertemuan pertama MSG, yang dalam beberapa tahun terakhir tak menggelar pertemuan bagi para anggotanya.
Tess Newton Caib menulis, dalam beberapa tahun terakhir ada sejumlah isu penting yang tertunda, termasuk masalah keanggotaan United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) dalam MSG. ULWMP sendiri telah mengharapkan dukungan yang lebih jelas bagi upayanya memperjuangkan Hak Penentuan Nasib Sendiri, terlebih karena saat ini Vanuatu memegang jabatan Ketua MSG. Bob Loughman akan memimpin MSG sesuai dengan masa jabatan rotasi kepemimpinan MSG, dari tahun 2022 – 2024 mendatang.
Akan tetapi, publik masih harus menunggu, apakah isu West Papua akan muncul dalam pembahasan di antara para pemimpin negara Kepulauan Pasifik, ataukah muncul dalam komunike bersama PIF ke-51.
Pekan lalu, pemimpin ULMWP, Benny Wenda sudah mengingatkan para pemimpin negara Pasifik untuk menindaklanjuti resolusi mereka dalam komunike bersama pertemuan PIF ke-50 di Samoa. Saat itu pemimpin Pasifik menyerukan kunjungan ke Papua Barat oleh Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia. Kunjungan itu belum dilakukan oleh Komisi HAM PBB ke Tanah Papua.
Semua pihak tengah bersiap menuju pertemuan MSG di Port Vila pada 2023. Demi menjalankan tugasnya sebagai Direktur Jenderal MSG yang baru, Leonard Louma bersiap untuk berpindah ke Port Vila. Caib menyinggung bahwa selama beberapa tahun terakhir MSG relatif kurang berperan, dan kini MSG bisa kembali memainkan peranan kuncinya. “Mungkin sekarang saatnya untuk kebangkitan MSG”, tulis Caib.
Marape maupun Loughman sama-sama menyatakan MSG akan menjadi kekuatan jika mampu memainkan peran yang lebih luas untuk menukung negara anggotanya, dan memainkan peranan yang lebih luas dalam pertemuan Forum Kepulauan Pasifik. (*)
Discussion about this post