Jayapura, Jubi – Pekan depan Fiji akan melakukan pemilihan umum bagi warga negaranya dan pemimpin partai politik menyambut baik pernyataan Panglima Angkatan Darat. Pasalnya pernyataan ini penting untuk setiap warga negara boleh memilih tanpa rasa takut.
Hal ini dikatakan Pemimpin Partai Buruh Fiji (Fiji Labour Party atau FLP) Mahendra Chaudhry sebagaimana dilansir Jubi dari fijivillage.com.
Dia mengatakan menyambut baik pernyataan Panglima Angkatan Darat bahwa proses demokrasi harus dihormati dengan menghormati hasil pemilu.
Pemimpin Partai Mahendra Chaudhry mengatakan sangat meyakinkan bagi FLP, yang dua kali dirampok dari mandatnya untuk memerintah dengan kudeta yang dieksekusi atau didukung oleh militer yang merupakan kudeta 1987 oleh Sitiveni Rabuka dan kudeta 2000 oleh vokalis George Speight.
Lebih lanjut Chaudhry menambahkan senjata untuk kudeta ini diperoleh dari militer. Dia mengatakan kudeta Bainimarama 2006 juga merupakan hasil karya militer. Oleh karena itu Chaudhry mengatakan orang harus memilih tanpa rasa takut.
Sementara itu, Pemimpin Partai FijiFirst, Voreqe Bainimarama mengatakan Pemerintah FijiFirst memiliki rencana dalam menjalankan Pemerintahan yang diberikan kepadanya pada 2006 dan 2007 oleh Pemerintah Militer. Dikatakan semua itu yang mereka lakukan adalah kebijakan yang telah mereka jalankan dengan Pemerintah FijiFirst.
Dia mengatakan banyak orang tampaknya tidak memahami apa yang telah terjadi sejak 2000 di mana semua pihak melewati masa yang sangat sulit. “Militer adalah satu-satunya institusi yang menghilangkan ketakutan dan ketidakpastian dari tengah-tengah kita,” katanya saat berbicara selama rapat umum di Davuilevu, Selasa (6/12/2022) malam.
Lebih lanjut Bainimarama mengatakan dari hari-hari kelam pada 2000, FijiFirst lahir karena militer memutuskan saat itu bahwa semua pihak harus berkumpul dan memberi tahu orang-orang Fiji bahwa inilah caranya harus pergi.
Mengutip dari fijivillage.com, Bainimararama mengatakan hal pertama yang mereka lakukan melalui Konstitusi 2013 adalah menyebut semua orang ‘Fiji’ karena tujuannya adalah untuk menyingkirkan diskriminasi rasial.
Saat berbicara dalam bahasa i-Taukei, Bainimarama mengatakan kebanyakan orang membenci pengambilalihan militer pada 2006 karena mereka pikir mereka mengambil alih Pemerintah iTaukei tetapi itu salah. “Karena mereka hanya mengeluarkan Pemerintah yang rasis,” katanya. Dia mengatakan militer menyarankan Pemerintah untuk menjauh dari jenis kepemimpinan ini.
Bainimarama mengatakan mereka berada di Muaniweni beberapa hari yang lalu di mana seorang pria memberi tahu mereka bahwa garpu diletakkan di lehernya, dalo dan singkong dicabut. “Sapi disembelih, wanita diperkosa dan itulah yang dibawa tahun 2000 kepada kami,” katanya.
Dia mengatakan semua itu terjadi karena diskriminasi rasial tetapi di balik itu ada banyak koruptor yang menggunakan diskriminasi untuk mendapatkan kekuasaan.
Bainimarama mengatakan kepada orang-orang bahwa mereka semua telah menerima manfaat dari pemerintah FijiFirst karena mereka menghapus diskriminasi rasial.
Kudeta 1987 dan Kudeta 2006
Kudeta Fiji pertama terjadi pada 1987 mengakibatkan penggulingan pemerintahan terpilih Perdana Menteri Fiji Timoci Bavadra. Selanjutnya mengendepkan Elizabeth II sebagai Ratu Fiji, dan dalam deklarasi republic Fiji. Kudeta pertama, di mana Bavadra digulingkan, terjadi pada 14 Mei 1987
Kudeta kedua pada 25 September mengakhiri monarki, dan segera diikuti oleh proklamasi republik pada 10 Oktober. Kedua aksi militer itu dipimpin oleh Letnan Kolonel Sitiveni Rabuka, yang saat itu berada di urutan ketiga dalam komando Pasukan Militer Kerajaan Fiji.
Kudeta Fiji, 6 Desember 2006 adalah kudeta yang dilakukan oleh Komodor Frank Bainimarama, Komandan Pasukan Militer Republik Fiji. Ia melawan pemerintahan Presiden Josefa Iloilo. Iloilo dicopot sebagai presiden, tetapi ia kemudian dipulihkan oleh Bainimarama pada 4 Januari 2007. (*)