Manokwari, Jubi – Pemerintah Kabupaten atau Pemkab Manokwari, Papua Barat menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap kinerja para bidan yang telah membantu memberikan manfaat kepada masyarakat, khususnya dalam melayani ibu dan anak selama masa pandemi Covid-19.
Sekretaris Daerah Manokwari Henri Sembiring menyatakan, manfaat yang bisa dirasakan oleh masyarakat dari keberadaan para bidan berupa ketersediaan alat pelindung diri (APD) di setiap tempat praktik mandiri di zona merah serta dibuktikan dengan tidak adanya bidan yang meninggal karena virus COVID-19.
Di Manokwari sendiri tercatat terdapat 318 bidan yang tergabung dalam wadah Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Manokwari.
“Semuanya selamat, padahal bidan bersentuhan langsung dengan pasien, tidak seperti dokter (jaga jarak). Hanya satu kasus (meninggal) yakni tenaga kesehatan di Distrik Masni,” kata Henri Sembiring saat membuka Rapat Kerja Daerah IBI Cabang Manokwari ke-VIII di Manokwari, Senin (5/12/2011).
Mantan Kepala Dinas Kesehatan Manokwari ini menyebutkan pada 5 Desember 2022 terdapat 28 kasus aktif COVID-19 di Manokwari, dimana delapan orang menjalani perawatan di rumah sakit dan 20 orang lainnya menjalani isolasi mandiri.
Di sisi lain, Henri meminta agar bidan juga terus menjadi contoh dalam program vaksinasi sebab masih ada sebagian bidan yang belum mendapatkan vaksin penguat (booster).
“Jangan sampai kita ini bidan tapi tidak memberikan contoh. Saya pun yang juga dokter hanya vaksin penguat ke dua yang belum, kalau pertama sudah,” jelas Henri.
Pada rapat kerja itu, Henri meminta IBI Cabang Manokwari menyusun rancangan perubahan dengan kebijakan organisasi secara arif dan bijaksana dengan menganalisa secara obyektif sebagai indikator menjalankan program kerja yang efektif agar lebih baik ke depan.
Ketua Ikatan Bidan Indonesia Cabang Manokwari Gerda Boseren mengatakan optimis bidan bisa lebih berkembang menghadapi setiap tantangan yang ada ke depan selama bekerja sesuai standar profesi serta kode etik yang ditetapkan.
Profesi bidan di Manokwari, katanya, terus membantu program pemerintah dalam hal menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian pada bayi dan balita serta menyukseskan program keluarga berencana (KB) dan kesehatan reproduksi serta meningkatkan kesejahteraan kesehatan masyarakat.
Selama masa pandemi para bidan sudah melakukan pelayanan dengan prinsip terlindungi dengan fokus pada perempuan, bayi dan balita.
“Ke depan, kita siap mengoptimalkan peran dan kiprah serta mengambil bagian dalam membangun kesehatan dan pelayanan dengan didukung oleh pengetahuan, skill dan sikap karena bidan bekerja dengan mempertaruhkan nyawa yakni ibu dan anak,” ujar Gerda. (*)