Oleh: Florentinus Tebai*
Allah sebagai Sang Pribadi ekologis. Mengapa Allah sebagai Sang Pribadi yang berekologis? Pertanyaan ini adalah sebuah pertanyaan pokok dalam ulasan atau refleksi subjektif penulis mengenai Allah.
Penulis hendak mengetengahkan Allah yang diyakini dan diimani oleh umat beriman dan umat Kristiani dengan mengangkat topik pembahasan Allah sebagai pribadi yang ekologis. Mengapa demikian? Penulis mengetengahkan pokok refleksi ini demi melihat kebaikan dan belas kasih Allah yang tergambar melalui kisah penciptaan Allah mengenai langit dan bumi serta segala isinya.
Sebab, dalam kisah penciptaan Allah menempatkan diri sebagai seorang pribadi yang tidak hanya mahabaik, mahakuasa, mahamulia, mahaluhur dan mahakasih, tetapi juga maha penyayang. Allah juga menempatkan diri-Nya sebagai pribadi yang maha pencipta dari ketiadaan dalam seluruh karya dan kisah penciptaan mengenai langit, bumi dan alam semesta serta segala isinya. Allah menciptakan semuanya itu baik adanya di taman Eden.
Allah menciptakan segala sesuatu, yakni alam semesta, langit dan bumi itu tentu memiliki tujuan luhur, baik dan mulia, serta bersifat kudus dan menyelamatkan bagi setiap makhluk hidup di bumi ini. Tujuan atau maksudnya adalah Allah menciptakan langit dan bumi serta alam semesta dan segala isinya, agar semua makhluk yang hidup di atas maupun di dalam bumi dapat memperoleh kehidupan yang baik dan layak dalam seluruh keberlangsungannya.
Allah menciptakan semua itu baik adanya agar semua makhluk hidup, yakni manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan dapat bertumbuh dan memperoleh kehidupan selama hidupnya dan bukan kematian dan kehancuran.
Allah menciptakan alam dan isinya agar semua ciptaannya dapat hidup secara harmonis, rukun, damai, dan hidup bahagia dengan alam.
Hidup rukun dan damai, bahagia dan sejahtera serta harmonis itu dikehendaki oleh Allah melalui sabda-Nya kepada manusia pertama (Adam dan Hawa), untuk menjaga dan mengelola, serta melestarikan segala ciptaan Allah di atas taman Eden.
Suatu inisiatif yang baik demi menyelamatkan alam semesta serta segala isinya telah dimulai oleh Allah melalui sabda-Nya kepada manusia pertama. Inisiatif baik apa yang telah dimulai oleh Allah kepada manusia pertama di taman Eden? Inisiatif pertama dan terutama yang telah dimulai dan digerakan oleh Allah kepada manusia pertama di taman Eden adalah Allah sendiri mengawali inisiatif baik untuk menyelamatkan langit dan bumi serta segala isi ciptaannya. Sebab Allah berpesan bahwa “segala ciptaan alam, bumi dan langit ini harus dijaga dan dikelola”.
Gerakan menjaga, mengolah dan melestarikan serta melindungi alam adalah upaya atau sikap atau inisiatif yang hendak dimulai oleh Allah sendiri dalam upaya menyelamatkan seluruh alam semesta ini. Gerakan “menjaga” hendak mengajarkan kepada kita setiap ciptaan Allah, agar kita dapat menjaga seluruh alam ciptaan ini dengan baik.
Sikap atau upaya kita menjaga seluruh alam semesta ini dengan baik, adalah dengan tidak menebang pohon secara tidak etis dan manusiawi. Juga tidak mengeksploitasi sumber daya alam secara tidak etis. Tidak membakar hutan dan dusun secara tidak etis dan manusia.
Gerakan “mengolah”, hendak mengajak setiap umat beriman agar dapat mengelola hutan secara etis dan manusiawi. Gerakan “mengolah” bertujuan demi mengembangkan kehidupan manusia dalam seluruh keberlangsungan atas kehidupan manusia dan berbagai sendi-sendi kehidupan. Tujuannya supaya manusia mampu untuk bertahan hidup dan berkembang, sambil memuji dan membesarkan keluhuran dan kemuliaan, serta setiap kebaikan yang datang dan bersumber dari Allah yang senantiasa mencipta dan menjaga, serta memelihara akan kehidupan manusia sejak dahulu, kemarin dan sekarang serta selama-lamanya.
Gerakan “melestarikan”, juga adalah sebuah gerakan yang telah dimulai oleh Allah sendiri sejak Allah itu menciptakan manusia serta alam semesta ini. Gerakan ini, yakni gerakan “melestarikan” juga adalah gerakan demi menyelamatkan atas seluruh ciptaan Allah, yakni seluruh alam semesta ini.
Gerakan “melestarikan” demi kebaikan dan keselamatan atas alam dan isinya, tetapi juga kebaikan dan keselamatan bagi setiap manusia.
Mengapa demikian? Sebab Allah menciptakan manusia serta segala isinya demi kebaikan dan keselamatan manusia. Cinta kasih Allah itu tidak hanya wujud nyatakan dalam diri Yesus demi menyelamatkan dan membebaskan dunia dan manusia saja, tetapi setiap kita dipanggil oleh Allah, agar kita sebagai ciptaan Allah yang secitra dan serupa dengan diri Allah itu dapat mengimani dan meyakini bahwa citah kasih Allah dan dunia itu juga telah diwujudnyatakan juga di dalam dan atau melalui kehadiran alam semesta dan segala isinya. Sebab itulah kasih Allah yang sungguh luar biasa bagi setiap kita umat manusia sebagai ciptaan-Nya yang amat luhur dan mulia.
Akhirnya karya baik Allah demi menyelamatkan dunia dan manusia itu juga telah diungkapkan oleh Allah sendiri melalui seluruh ciptaan alam semesta, langit dan bumi, sehingga kita semua sebagai ciptaan Allah yang hendak mengimani Allah yang tidak hanya sebagai mahabaik dan mahaagung tetapi juga maha pencipta itu diajak agar dapat mengambil sikap dan upaya secara sadar dan aktif demi menyelamatkan alam semesta sebagai ciptaan Allah dengan mengambil peranan dan gerakan menjaga, mengelola dan melestarikan setiap ciptaan, termasuk alam Papua. (*)
*)Penulis adalah alumni Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Fajar Timur (STFT) Abepura, Jayapura, Papua
Discussion about this post