Sentani, Jubi – Nasional Paralimpic Comite (NPC) Kabupaten Jayapura sedang mempersiapkan puluhan atlet untuk mengikuti Pelatihan Terpusat (TC) untuk menghadapi Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVII di Sumatera Utara Aceh pada Oktober 2024.
Ketua NPC Kabupaten Jayapura Renaldy David Tokoro mengatakan persiapan atlet yang sudah berjalan sejak 2023.
“Ada 80 atlet yang kita jaring, baik dari kota Sentani, maupun Twluk Tanah Merah dan Lembah Grimenawa,” ujar Naldy, sapaan akrabnya via telepon di Sentani, Sabtu (13/4/2024).
Tahun lalu, kata Naldy, NPC Kabupaten Jayapura telah memberangkatkan sejumlah atlet muda untuk mengikuti Peparpenas Pelajar di Palembang dan meraih hasil terbaik dengan membawa 6 emas, 6 perak, dan 3 perunggu.
“Atlet kita Zadrak Waipon pecahkan rekor nasional pada nomor lompat jauh (T-20) putra, dengan jauh lompatan 5,75 meter dari jarak sebelumnya 4,99 meter yang dipegang atlet asal Nusa Tenggara Timur,” ujarnya.
Usai kejuaraan itu, NPC Kabupaten Jayapura tidak tinggal diam begitu saja. Hasil perekrutan yang sudah ada terus digenjot dalam latihan rutin setiap hari. “Kecuali Minggu, semua atlet dan instruktur diberikan waktu istirahat,” ujarnya.
Cabang Olahraga (Cabor) yang sedang dipersiapkan adalah atletik, lari jarak pendek, menegah dan jarak jauh, lompat, lempar dan tolak peluru, renang, tenis meja, catur, kursi roda matic, serta cabor lainnya untuk putra dan putri.
“Fokus latihan sejak 11 Januari lalu dengan menu latihan yang berbeda. Waktu latihan setiap hari pukul 14.00 hingga 17.00 WIT, sementara untuk Sabtu pada pagi hari pukul 09.00 hingga 12.00 WIT,” katanya.
Naldy juga menjelaskan, seluruh pola dan menu latihan yang dijalankan kepada para atlet dilakukan secara langsung oleh para instruktur terlatih di cabor masing-masing. Menurutnya, meski dengan fasilitas seadanya, tetapi semangat dan keseriusan para atlet sangat luar biasa. Hingga saat ini dalam pola latihan masih berjalan dengan baik.
“Atlet juga diberi waktu latihan ke tempat fitnes atau gym untuk pembentukan body dan otot, selain itu juga pada awal pekan ini kita datangkan dokter ahli untuk memeriksa kesehatan para atlet,” ujarnya.
Selama latihan, lanjut Tokoro, ada sejumlah prosedur yang wajib diperhatikan dalam kondisi kekurangan saat ini. Pengurus di setiap latihan selalu memastikan tempat (lapangan), pelatih (instruktur), fasilitas (sarana prasarana latihan), alat pendukung latihan, makan-minum atlet, transportasi (antar jemput atlet), dan tenaga medis (dokter). Seluruh atlet NPC Kabupaten Jayapura 95 persen adalah anak muda yang berusia 15 hingga 25 tahun.
“Untuk meluluskan seluruh upaya dan usaha yang sedang dan terus dilakukan ini adalah dukungan Pemerintah Daerah terhadap sarana, prasarana, peralatan latihan, serta fasilitas pendukung lainnya,” katanya.
Ia mencontohkan sepatu lari yang harus digunakan dalam iven berskala nasional yang harganya dikisaran Rp3 juta sampai Rp5 juta. Kemudian kursi roda matic, lembing, peluru pelontar, pakean renang, dan seragam lainnya.
Sebagai ketua, Tokoro juga sangat berharap dukungan orang tua dari para atlet yang terus memotivasi dan menyemangati anak-anak mereka untuk tetap berjuang dan berlatih.
Sedangkan lapangan yang digunakan adalah Stadion Barnabas Youwe, lapangan Ariyauw Hawai, lapangan Mandala Genyem kota, dan halaman Kompleks Asrama Polisi Sentani (khusus tolak peluru, lempar lembing, cakram, danlompat jauh). Untuk Latihan renang difokuskan di Kolam Renang Tirta Abepura, Pantai Hamadi, dan Kali Jaifury. “Sejauh ini bisa berjalan dengan baik dan partisipasi atlet cukup baik,” ujarnya.
Menurut orang tua atlet, Soleman Manuri semangat para atlet yang sedang berlatih sangat luar biasa. “Dalam kondisi yang tidak sama dengan manusia normal lainnya, terlihat jelas ada keinginan dari apa yang sedang diusahakan. Artinya, dalam setiap latihan yang dilakukan ini mereka selalu menginginkan yang terbaik,” ujarnya kepada Jubi.
Dari semangat mereka, kata Manuri, fasilitas penunjang serta sarana-prasarana dalam sesi latihan sangat penting. Hal ini akan membiasakan mereka dengan fasilitas dan sarana yang digunakan selama latihan.
“Kita manusia normal yang siap bertanding lalu dihadapkan dengan fasilitas yang selama latihan tidak dipergunakan, tentu akan merasa aneh dan tentu berdampak kepada hasil yang diharapkan harus terbaik,” ujarnya.
Ester Yohana Waipon, atlet Tolak Peluru dan Lempar Lembing menjelaskan dukungan terhadap fasilitas pendukung atau peralatan yang memadai serta memenuhi standar pertandingan sangat diperlukan. Menurutnya selama ini hanya menggunakan fasilitas seadanya sebagai bahan untuk latihan.
“Agar dapat hasil terbaik, ada tahapan yang harus dilewati, baik fisik maupun mental, tetapi juga fasilitas yang digunakan. Penggunaan peralatan juga faktor yang penting untuk wajib dikuasai. Kita semua berharap ada dukungan dan bantuan dari pemerintah daerah terhadap apa yang kami perlukan saat ini,” ujar Ester. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!