Jayapura, Jubi – Taekwondo Papua saat ini tetap menyiapkan atletnya secara mandiri menjelang tampil di babak kualifikasi atau Pra-Pekan Olahraga Nasional yang akan berlangsung bulan Oktober mendatang.
Asisten pelatih yang juga merangkap sebagai Ketua Bidang Organisasi pengurus provinsi Taekwondo Indonesia (TI) Papua, Dody Iskandar menuturkan pihaknya tetap mempersiapkan atlet menuju Pra-PON meskipun dalam situasi yang serba terbatas.
“Saat ini kita hanya melakukan TC berjalan secara mandiri dan menyesuaikan kondisi saja dengan keterbatasan yang ada,” kata Iskandar dihubungi Jubi, Senin (26/6/2023).
Ia mengatakan pihaknya memutuskan hanya melakukan TC mandiri karena terkendala pendanaan sehingga tak bisa melaksanakan seleksi daerah untuk mencari sejumlah atlet potensial.
“Kami sebenarnya ingin melakukan seleksi daerah atau Kejuaraan daerah tapi mempertimbangkan kondisi saat ini kita akhirnya berinisiatif untuk menggelar TC berjalan secara mandiri. Ke depannya seperti apa, kita mungkin akan melakukan seleksi internal saja,” ujarnya.
“Sebenarnya tidak efektif juga karena TC berjalan secara mandiri itu kita sebagai pelatih kesulitan untuk mengontrol atlet-atlet kita yang di luar daerah. Jadi kita tidak bisa terlalu berharap lebih juga,” tambahnya.
Dengan kondisi yang serba terbatas, ia mengatakan timnya mungkin hanya bisa menyiapkan sekitar 5-10 atlet yang sebagiannya masih memprioritaskan atlet eks PON XX lalu.
“Kalau berdasarkan rule dari PB itu ada sekitar 20 kelas yang dipertandingkan. Cuma dengan kondisi kita saat ini agak susah, karena terkendala pendanaan juga. Kita realistis saja yang mungkin bisa kita bawa nanti sekitar 5-10 atlet. Kita prioritaskan atlet yang kemarin di PON XX, ada sekitar 5-6 nama yang masih boleh ikut karena ada batasan usia, 18-27 tahun,” jelasnya.
Taekwondo Papua sedikit diuntungkan dengan perubahan jadwal Pra-PON yang semula akan digelar di Solo, Jawa Tengah pada bulan ini bergeser ke Oktober 2023.
“Karena kalau kita ikut jadwal semula Juni ini kita punya persiapan maksimal hanya sebulan lebih, itu mepet dan agak sulit. Yah kita bersyukur dimundurkan karena ada jarak waktu sekitar tiga atau empat bulan untuk persiapan secara matang,” katanya.
Hanya saja, Taekwondo Papua saat ini tengah bergelut dengan situasi pelik. Mereka harus melakukan persiapan dengan kondisi seadanya dan internal organisasi yang harus segera diperbarui.
“Ketua umum kita kan sudah pindah tugas juga ke Papua Barat Daya, kemudian ketua harian juga sudah pensiun, jadi kita ini seperti ayam kehilangan induk, mau komunikasi dengan ketua juga agak sulit. Jadi kita juga tidak tahu mau bagaimana,” ujarnya.
Pada pelaksanaan PON XX tahun 2021 lalu di rumah sendiri, Taekwondo Papua mencatatkan sejarah baru dengan mempersembahkan satu medali emas. (*)