Jayapura, Jubi – Tim panjat tebing Papua akan memulai Pra-PON atau Pekan Olahraga Nasional pada September 2023 di Semarang, Jawa Tengah, untuk memperebutkan tiket lolos ke ajang PON XXI tahun 2024 di Aceh – Sumatera Utara.
Hingga saat ini, mereka tetap berlatih secara mandiri sambil menanti petunjuk dari Komite Olahraga Nasional Indonesia Provinsi Papua.
“Sejauh ini kita belum ada latihan intens karena masih menunggu petunjuk dari KONI untuk TC. Cuma saya tetap meminta atlet-atlet kita untuk berlatih secara mandiri. Jadi, tidak ada pelatih yang khusus, memanfaatkan pengalaman saja untuk membimbing mereka, yang terpenting atlet kita tetap berlatih dan bisa bergerak,” kata manajer panjat tebing Papua, Lisa kepada awak media Jubi, Rabu (19/4/2023).
Lisa menjelaskan, timnya tidak mengendurkan latihan mandiri, karena dalam cabang olahraga panjat tebing tidak bisa terlalu lama vakum untuk menjaga peak performance atlet.
“Karena panjat tebing ini juga kan agak beda dengan cabor-cabor yang lain, tidak bisa berhenti lama untuk menjaga peak atlet kita. Sampai sekarang kita masih sama dengan cabor lainnya, kita tetap meminta atlet berlatih mandiri sambil menunggu petunjuk dari KONI Papua,” katanya.
Sebagai satu di antara cabang olahraga prioritas yang akan diikutkan pada ajang Pra-PON dan PON XXI, panjat tebing Papua tetap mematok target realistis.
Walaupun demikian, Lisa mengakui persiapan timnya terbilang terlambat dan sudah tertinggal jauh dari provinsi-provinsi lainnya.
“Target kita tidak muluk-muluk yang terpenting atlet saya setidaknya bisa dapat tiket saja untuk lolos ke PON, makanya kita tidak turunkan banyak atlet tapi lebih prioritaskan atlet di nomor-nomor potensial. Perebutan tiket di Pra-PON nanti tidak sama kayak kemarin sistem zona, jadi termasuk agak berat juga bagi saya. Kita sudah tertinggal jauh persiapannya, Pelatda saja kita sampai detik ini belum mulai, sedangkan di luar sana dari Januari kemarin sudah Pelatda,” ujar Lisa.
Dengan keterbatasan waktu, tim panjat tebing Papua kemungkinan hanya akan mengirim lima atlet yang dipetakan untuk nomor-nomor potensial.
“Ada 16 nomor di cabor panjat tebing. Tapi saya belum bisa petakan berapa nomor yang akan kita ikuti. Makanya nanti saya kemungkinan membawa lima atlet saja, itu pun sudah tidak pasti bisa turun di semua nomor. Kemungkinan saya bisa turunkan atlet yang punya potensi di nomor-nomor tertentu. Seperti perorangan bolder atau beregu,” katanya.
Ia berharap agar mereka secepatnya mendapatkan petunjuk dari KONI Papua untuk memulai program pemusatan latihan (TC) terpusat, mengingat waktu yang tersisa menuju Pra-PON kian mepet.
“Kami berharap secepatnya bisa masuk TC karena waktu tinggal beberapa bulan untuk masuk Pra-PON dan kali ini juga tidak sama tidak sistem zona lagi, jadi sudah pasti kita akan bertarung habis-habisan dengan seluruh provinsi di luar sana,” katanya.
Pada PON XX tahun 2021 lalu di rumah sendiri, tim panjat tebing Papua berhasil menorehkan prestasi terbaik sepanjang keikutsertaan kontingen Papua di ajang PON. Mereka berhasil mempersembahkan tiga medali emas, satu medali perak dan satu medali perunggu. (*)