Jayapura, Jubi – Aktivitas di Wisma Atlet yang berada satu atap dengan Kantor Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Papua di Kawasan Stadion Mandala, Kota Jayapura, sampai saat ini belum berjalan normal seperti biasanya.
Hal itu dikarenakan masih ada kekhawatiran akan gempa yang terjadi di Kota Jayapura dan sekitarnya.
Sekretaris Umum KONI Provinsi Papua, George Weyasu mengatakan aktivitas di Wisma Atlet dan Kantor KONI Papua sedikit terganggu dengan adanya gempa bumi yang masih terus dirasakan.
Hal itu juga yang membuat KONI Papua belum bisa menampung semua atlet yang akan menjalani TC atau persiapan menuju Pra PON.
“Kondisi ini (gempa) kalau sudah normal dan bantuan sudah ada, mereka sudah bisa masuk dan menjalankan program. Kita juga sedikit terganggu dengan adanya bencana gempa ini,” ujar George Weyasu kepada wartawan olahraga di Kantor KONI Papua, Mandala, Kota Jayapura, baru-baru ini.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan akibat dampak dari gempa bumi itu, KONI Papua sudah menyurat kepada Dinas PU untuk melakukan pengecekan kelayakan gedung.
Pasalnya, sebagian kecil ruangan yang berada di Kantor KONI Papua dan Wisma Atlet sempat mengalami retak yang diakibatkan gempa bumi dengan Magnitudo 5,4 SR pada 9 Februari lalu.
“Kita sudah ajukan permohonan kepada PU Provinsi untuk mengirim tim ahli untuk mengecek kelayakan bangunan kita ini. Apakah masih layak untuk kita beraktivitas atau tidak. Kalau masih bisa kita tetap berkantor di sini,” George.
Ia membeberkan, KONI Papua akan menunggu hasil pengecekan dari tim ahli PU Papua untuk kemudian memutuskan soal kelanjutan aktivitas di Wisma Atlet.
“Sementara ini juga baru empat orang atlet yang tinggal di Wisma, satu dari cabang olahraga pencak silat dan tiga orang dari binaraga. Kita akan tunggu hasil pemeriksaan dari PU dulu, kalau masih layak berarti kita lanjutkan aktivitas, kalau tidak berarti kita kembalikan atlet kita ke rumah mereka masing-masing. KONI nanti keluarkan surat untuk menunggu situasi ini normal kembali,” sebutnya.
Gempa bumi yang terjadi di Kota Jayapura dan sekitarnya pada 9 Februari lalu dengan kekuatan M 5,4 merupakan yang paling parah sejauh ini. Pasalnya, gempa tersebut mengakibatkan sejumlah permukiman rusak dan merenggut 4 korban jiwa di Kota Jayapura.
Akibat gempa itu, Pemerintah Kota Jayapura pun lantas mengambil tindakan dengan memberlakukan masa tanggap darurat selama 21 hari terhitung mulai 10 Februari lalu.
Aktivitas gempa masih dirasakan di Kota Jayapura dan sekitarnya hingga Senin (20/2/2023) kemarin dengan kekuatan M 2,7. (*)