Jayapura, Jubi – Hajatan olahraga daerah atau Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Papua kemungkinan batal digelar tahun ini. Alasannya, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Papua sampai saat ini belum beroleh kucuran dana hibah dari Pemerintah Provinsi Papua.
Sekretaris Umum KONI Provinsi Papua, George Weyasu mengakui pihaknya masih bergantung pada Pemerintah Provinsi Papua untuk menjalankan program pembinaan atlet. Termasuk menggelar hajatan olahraga daerah itu.
“Kemungkinan (Porprov) tidak bisa kita lakukan karena sampai hari ini kita belum mendapatkan jawaban dari Pemerintah Provinsi Papua. Ketergantungan KONI kepada Pemda sangat besar, karena memang dana hibah yang bisa kita gunakan untuk menyelenggarakan iven itu,” ujar George kepada wartawan olahraga di Kantor KONI Papua, Mandala, Kota Jayapura, baru-baru ini.
Ia juga mengatakan, dana yang dibutuhkan untuk menggelar iven Porprov itu tidaklah sedikit. Karena harus menampung semua kontingen dari seluruh Kabupaten Kota di Jayapura.
“Karena tentunya nanti pembiayaannya cukup besar, karena atlet dari daerah-daerah harus kita tampung di sini (Jayapura). Penyelenggarannya juga berpusat di Kota dan Kabupaten Jayapura,” jelasnya.
Sebagai pengganti iven Porprov yang kemungkinan besar batal digelar, KONI Papua telah merencanakan untuk menggelar single event yang diharapkan bisa bermanfaat untuk melakukan program pembinaan dan latihan atlet menuju Pra PON.
“Nanti kita akan membuat semacam invitasi atau single event yang akan kita bikin untuk beberapa cabor saja, kebetulan dalam waktu dekat juga kita akan kedatangan tamu dari negara tetangga,” katanya.
Tak hanya iven Porprov yang batal digelar. Persiapan atlet Papua menuju ajang Pra Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI yang akan digelar tahun ini juga masih terkendala anggaran. Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Papua masih bergantung pada dana hibah oleh Pemerintah Provinsi Papua.
Ketua Umum KONI Papua, Kenius Kogoya mengatakan sampai saat ini pihaknya belum mendapatkan suntikan anggaran untuk memprogramkan persiapan atlet Papua menuju Pra PON.
“Tahun 2023 ini kita tak mendapatkan dana hibah atau bagaimana saya tidak mengerti ya. Jadi sampai sekarang masih kabur begitu ya. Jadi ini mungkin menjadi catatan tersendiri,” kata Kenius kepada wartawan, baru-baru ini.
Perihal tersebut, Kenius berharap ada solusi alternatif dari Pemerintah Provinsi Papua untuk melanjutkan pembinaan prestasi para atletnya. Apalagi Pra PON sudah semakin dekat dan menentukan untuk lolos ke ajang PON XXI di Aceh – Sumatera Utara tahun 2024 mendatang.
“Saya pikir ini tidak boleh terjadi bahwa sesungguhnya atlet kita sangat siap untuk bersaing dalam mengangkat harkat dan martabat orang Papua, tapi juga nama baik daerah. Karena itu, kita berharap jangan kemudian pembinaan prestasi olahraga kedepannya ini kita kesampingkan,” ujarnya. (*)