Jayapura, Jubi – Usai menekuni profesi sepak bola biasanya lanjut menjadi pelatih, termasuk Ricardo Salampessy bersama Thomas Madjar dan istrinya Touskha Iba, pengelola SSB Batik Kotaraja, Kota Jayapura.
Hebatnya lagi ketiga pelatih ini memperoleh sertifikasi kepelatihan lisensi A dari AFC. Sebelumnya mereka mengikuti pelatihan yang sama di Bali.
“Jadi pelatih memang lebih sulit ketimbang pemain, datang dan berlatih terus pulang tidur atau istirahat. Berbeda dengan pelatih harus menyiapkan program dan materi latihan,” kata Ricardo Salampessy dalam saat diwawancarai M Alkatri dalam Podcsds 77 di Jakarta pekan lalu.
Dia menambahkan pelatih harus menyiapkan semua materi termasuk latihan dan taktik jika bertanding.
Walau demikian warga Papua harus bangga karena persiapan Ricardo Salampessy dan kawan-kawan untuk meraih lisensi A sangat penting. Pasalnya selama ini hampir sebagian besar mantan pemain Persipura terlambat mengambil lisensi. Misalnya saja Mettu Dwaramury bertahun-tahun mendampingi Rahmad Darmawan dan Jacksen F Tiago, tetapi tidak pernah mendapat kesempatan untuk memperoleh sertifikasi kepelatihan sampai lisensi A. Mungkin hanya mendiang Carolino Ivakdalam yang pernah meraih sertifikasi A dan menjadi asisten pelatih Persema Malang mendamping coach Timo Scheunemann.
Ricardo Salampessy tidak sendiri. Ia mengikuti training kepelatihan sepak bola lisensi ini A ini bersama Thomas Madjar asisten pelatih Persipura, dan Tous Iba, mantan asisten pelatih timnas putri Indonesia.
”Terima kasih Tuhan untuk kesempatan yang Kau berikan,” tulis Thomas Madjar, ayah kandung Liza Madjar, kapten putri U-19 timnas Indonesia, dalam akun pribadi Facebook-nya usai mengikuti pelatihan di Serpong beberapa waktu lalu.
Thomas Madjar bersama istrinya, Tous Iba, saat ini juga mengelola sekolah sepak bola (SSB) Batik dan telah melahirkan banyak pesepak bola berbakat. David dan Ramai Rumakiek termasuk pesepak bola jebolan SSB Batik, dan masih banyak lagi.
Sedangkan Ricardo Salampessy saat ini merangkap pemain dan juga asisten manajer Persipura. Pemain bernomor punggung 14 ini mengawali karier sepak bola bersama Tunas Muda FC. Saat mengikuti turnamen Hari Listrik di Kota Jayapura direkrut masuk tim PON Papua 2004.
Mantan asisten pelatih PON Papua 2004, Fernando Fairyo, mengakui kalau Ricardo adalah bek tengah terbaik dan senang bisa ikut kursus pelatih lisensi A bersama teman-temannya.
Selain Ricardo, ada beberapa mantan pemain Persipura yang sudah menekuni profesi sebagai pelatih, antara lain Eduard Ivakdalam dan Chris Yarangga. (*)