Jayapura, Jubi – Sudah dua pekan Persipura Jayapura mengalami musim terburuknya di kompetisi sepak bola Indonesia dan dinyatakan terdegradasi ke kasta kedua. Kabar tersebut juga rupanya mendapatkan perhatian dari salah satu legenda mereka asal Brasil, David da Rocha.
Mantan gelandang tim Mutiara Hitam pada musim 2003-2009 itu seolah tak percaya mendengar kabar tersebut. Ia mengaku sangat terpukul dengan kondisi mantan timnya itu.
Sejak awal, da Rocha terus mendoakan tim Mutiara Hitam agar tak terdegradasi. Hal itu bahkan ia sampaikan juga kepada manajer baru Persipura, Yan Mandenas, saat mereka bertemu di Brasil, beberapa waktu lalu.
Namun, kenyataan memilukan harus terjadi. Tim kebanggaan masyarakat Papua itu tetap terdegradasi ke kasta kedua.
“Tentu saja saya sangat bersedih. Klub besar seperti Persipura tidak pantas berada di posisi mereka sekarang. Setiap sikap menghasilkan akibat, jika baik maka akan menghasilkan hal yang baik, jika buruk maka akan menghasilkan hal yang buruk,” kata da Rocha saat dihubungi awak media Jubi, Senin (11/4/22).
Mantan pemain yang memiliki spesialisasi tendangan kaki kirinya itu kini berharap banyak pada manajer baru, Yan Mandenas.
Da Rocha mengaku telah mengenal sosok Mandenas sejak lama. Saat masih bermain untuk klub asal Kota Jayapura itu, ia mengungkapkan Mandenas juga pernah menjadi bagian dari klub Persipura di era MR Kambu.
“Saya sangat senang dengan pilihan mereka menunjuk Yan Mandenas sebagai manajer Persipura. Seseorang dari “rumah” yang tahu tentang klub ini dan telah bekerja di era Pak Kambu. Dia pernah datang ke sini [Brasil] sebelum jadi manajer Persipura dan kita sempat berdoa bersama agar degradasi tidak terjadi,” ujarnya.
Ia berharap, tim Mutiara Hitam di tangan Mandenas bisa segera bangkit dan kembali lagi ke kompetisi Liga 1.
“Sekarang angkat kepala Anda dan mulai dari awal dan kembali menjadi klub yang hebat seperti dulu. Dengan cara yang berbeda tanpa hal kesalahan dan melanggar prinsip-prinsip klub,” tuturnya.
Fernando Fairyo, salah satu legenda dan mantan kapten Persipura yang ikut berjasa membawa tim Mutiara Hitam promosi pada tahun 1993, mengatakan bahwa ketika mendengar mantan timnya terdegradasi, ia dan rekan-rekannya sempat merasa kecewa dan larut dalam kesedihan.
Legenda yang akrab disapa Nando itu mengaku, perjuangan mereka dulu seakan menjadi sia-sia.
“Waktu Persipura degradasi itu saya sedang berada di Jakarta. Begitu tahu kabar itu saya bersedih dan menitikan air mata. Saya sebagai salah satu pemain dari 14 orang pemain yang pada 1993 membawa Persipura kembali ke kompetisi utama atau kasta tertinggi,” kata Nando.
“Setelah kemarin Persipura terdegradasi, teman-teman kami yang ikut berjasa waktu promosi dulu itu semua berkomunikasi dan mengatakan bahwa mereka kecewa dan perjuangan mereka sia-sia. Setiap orang memang ada masanya, dan kita tidak bisa bandingkan masa kita itu dengan masa yang sekarang,” pungkasnya. (*)
Discussion about this post