Kasongan, Jubi – Angka perceraian di Kabupaten Katingan Kalimantan Tengah meningkat hingga 30 persen selama pandemi Covid-19. Tercatat perceraian per bulan 14 hingga 26 atau rata-rata 195 per tahun.
“Angka ini meningkat hingga 30 persen dari sebelumnya yang hanya 11 hingga 20 per bulan atau rata-rata 150 per tahunnya,” kata Panitera Pengadilan Agama Kelas II Kasongan Kabupaten Katingan, Muhamad Aini dikutip Antara, Selasa, (31/5/2022).
Menurut Aini, dari berkas pengajuan perceraian selama pandemi Covid-19 yang masuk terdapat empat faktor dominan penyebab perceraian, di antaranya masalah ekonomi rumah tangga seperti suami tidak bertanggung jawab sebagai kepala rumah tangga terutama untuk memenuhi keperluan rumah tangga.
“Selain itu salah satu pasangan memiliki sifat yang tidak baik seperti penjudi, pemabuk, peminum, pemakai narkoba dan sedang di penjara,” kata Aini menambahkan.
Penyebab lain adanya terjadi perselingkuhan dan perselisihan atau pertengkaran terus-menerus sampai terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Sdangkan pasangan yang mengajukan perceraian didominasi berusia 25-30 tahun dan dominan si istri yang minta cerai.
“Sampai saat ini angka perceraian di Kasongan dan Tumbang Samba yang tertinggi di Katingan,” kata Aini menjelaskan.
Perkara yang diterima Pengadilan Agama Kasongan dari Januari sampai Mei 2022 berjumlah 82 perkara. Rinciannya perkara Cerai Gugat yang diajukan oleh pihak isteri berjumlah 51, Cerai Talak yang diajukan poleh pihak suami sebanyak 9 perkara. Gugatan pembagian harta bersama 1 perkara, Isbat Nikah pengesahan nikah 14 perkara, Dispensasi Kawin 5 perkara, Perwalian 1 perkara dan Pencabutan Penolakan Kawin 1 perkara, perkara ini terjadi disebabkan orang tua tidak setuju atas rencana pernikahan pihak pemohon atau anak.
Aini menjelaskan pihak tergugat dan pengugat akan mengikuti mediasi sebelum perceraian disidang. Jika di dalam mediasi tidak menemui titik temu maka sidang berlanjut hingga akhirnya keputusan.
“Kalau dimediasi ada titik terang maka akan dibuat akta perdamaian dan tidak ada perceraian. Kalau ini yang terjadi ada rasa kebanggaan tersendiri bagi kami karena bisa mendamaikan sekaligus menyelamatkan rumah tangga orang lain,” katanya. (*)