Jayapura, Jubi – Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin), Sahat M. Panggabean, mengatakan layanan karantina di Pos Lintas Batas Negara antara RI-PNG dipastikan transparan dan berkualitas.
“Guna mendorong penguatan perlindungan negara di perbatasan diperlukan adanya tindakan karantina yang transparan dan berkualitas,” ujar Sahat dalam rilis pers yang diterima Jubi, usai melakukan kunjungan kerja ke PLBN Skouw, Kota Jayapura, Jumat (19/1/2024).
Dikatakannya, seperti meningkatkan sanitasi perkarantinaan baik pemasukan maupun pengeluaran ke dalam maupun keluar Indonesia melalui PLBN Skouw ini agar jaminan kebersihan dapat terjaga.
“PLBN Skouw ini menjadi salah satu border yang menggambarkan citra Indonesia dalam mengembangkan ekonomi UMKM di lintas perbatasan. Hal tersebut juga harus didukung dengan fasilitas yang memadai dalam proses CIQ [Custom, Immigration, Quarantine],” ujarnya.
Dikatakannya, dalam memajukan CIQ di PLBN Skouw pihaknya mnegajak bekerjasama menjadi satu tim di bawah undang-undang agar tercipta koordinasi dan sinergisitas antar instansi dalam menjaga Indonesia dari HPHK, HPIK, OPTK, serta penyelundupan ilegal.
“Saya berharap dengan adanya fasilitas di IKH saat ini dapat dijaga kebersihan serta kualitasnya sehingga dapat digunakan kembali sebagaimana mestinya,” ujarnya.
Sahat juga berpesan bahwa SDM yang bertanggung jawab di laboratorium BBKHIT Papua harus memiliki kompetensi unggul yang sama sehingga terbentuk pelayanan perkarantinaan yang profesional dan sesuai dengan aturan. Selain itu, sarana dan prasarana di laboratorium akan dikaji untuk dilakukan revitalisasi.
“Di era 5.0 ini, masyarakat dituntut untuk mengarah ke teknologi agar dapat menjawab segala tantangan sosial serta lingkungan secara lebih luas. Dalam hal perkarantinaan, layanan karantina harus berjalan dengan sistem digital untuk kelancaran dan kemudahan proses perkarantinaan,” ujarnya.
Sahat mengatakan digitalisasi layanan perkarantinaan itu sangat penting karena perkembangan zaman yang sudah sangat maju ini terutama di bidang teknologi.
“Saya mengajak seluruh UPT di Barantin untuk meningkatkan layanan karantina melalui teknologi untuk kelancaran dan transparansi pada pelayanan karantina terhadap pengguna jasa.”
“Penyegaran SDM sangatlah penting dengan tujuan memahami luasnya Indonesia serta menjunjung pendidikan setinggi-tingginya sehingga dapat membawa nama harum dan melambung tinggi Barantin,” ujarnya.
Turut hadir mendampingi Kepala Barantin, Lutfi Nasir, Plt. Kepala Balai Besar Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Papua, dan jajarannya.
Selain memperkuat bekerja kolaboratif dengan instansi CIQS di PLBN Skouw, Papua, Luthfi dan jajarannya juga berkomitmen untuk menperkuat sistem perkarantinaan di Provinsi Papua.
Pada kunjungan kerja ke wilayah Timur Indonesia, Kepala Barantin juga berkesempatan berdialog dengan seluruh pegawai lingkup Karantina Papua. Dialog diikuti secara luring dan daring dari Satuan Pelayanan Bandara Sentani, PLBN Skouw, Pelabuhan Laut Jayapura, Pelabuhan Biak, dan Pelabuhan Serui. (*)
Discussion about this post