Nabire, Jubi – Salah seorang mahasiswa Papua afirmasi Program Beasiswa ADik 3T yang sedang menempuh pendidikan di Makassar, Sulawesi Selatan, Andarias Sondegau mengatakan mahasiswa afirmasi program beasiswa khususnya untuk daerah 3T Papua, dikeluarkan oleh pemilik kontrakan karena Pemerintah Provinsi Papua belum membayar kontrakan.
“Kami mahasiswa afirmasi program ADik 3T Papua dikeluarkan dari kontrakan, karena kami biasa bayar kontrakan pakai biaya hidup dari dana yang dikirim oleh pemerintah melalui rekening mahasiswa, tapi semester ini biaya hidup mahasiswa afirmasi ini tidak dikrim, akhirnya kami dikeluarkan,” katanya, Minggu (21/5/2023).
Ia mengatakan dana Otsus di Papua yang diberikan pemerintah pusat itu diperuntukkan untuk pendidikan, dan pemerintah pusat memberikan kewenangan kepada orang Papua untuk mengatur orang Papua, lebih khusus dalam pengembangan SDM. Namun Pemerintah Provinsi Papua kali ini tidak serius menangani program ADik 3T Papua, sehingga mahasiswa dikeluarkan dari tempat kontrakan.
“Tujuan kita di sini untuk menempuh pendidikan, pemerintah jangan menutup mata dengan kami,” katanya.
Selain itu, kata dia, biaya hidup yang biasanya masuk di rekening mahasiswa afirmasi sebesar Rp 7.500.000, sekarang diturunkan menjadi Rp 3.000.000.
“Kami mohon hak kami dikembalikan ke jumlah sebelumnya Rp 7.500.000,” katanya.
Ia juga meminta kepada pemerintah Papua, untuk menyediakan tempat tinggal bagi mahasiswa agar mereka bisa melanjutkan pendidikan.
“Kalau pemerintah tidak mampu segera pulangkan saja kami ke daerah masing-masing,” katanya. (*)