Jayapura, Jubi – Asrama-asrama mahasiswa di luar Papua mulai digalakkan di era pemerintahan Gubernur Irian Barat kala itu, mendiang Frans Kaisiepo. Gubernur Irian Barat pada 1964 hingga 1973 itu mulai membangun asrama mahasiswa di Surabaya, Yogyakarta, dan Bandung.
Waktu itu hanya dua asrama yang memakai nama Kamasan yaitu Kamasan I di Kusumanegara 93 Yogya dan Asrama Kamasan II di Jalan Cilaki 59 Bandung. Alumni asrama Kamasan I Yogyakarta tercatat ada mantan Wakil Gubernur Papua drh Constant Karma dan Frans Maniagasi. Keduanya merupakan alumni Universitas Gadjah Mada.
Sedangkan di Asrama Kamasan II Jalan Cilaki 59 Bandung tercatat nama-nama seperti Dr HJ Wospakrik MSc mantan dosen Fisika ITB, Ir Roberth Karma, Ir Chist Wayoi, dan Izak Mofu.
Generasi 1980-an di Asrama Kamasan II Bandung tercatat mendiang Markus Boekorsjom, Abdul Kahar, dan Matias Sarwa mantan Direktur PD Irian Bhakti.
Generasi era 1990-an hingga 2000 tercatat nama-nama seperti Klemen Tinal mantan Wagub Provinsi Papua, Eddy Mangun Humas Pertamina, dan masih banyak lagi alumni lainnya.
Namun di era 2000, Asrama Kamasan II Bandung ini mulai tak terurus dan terbengkalai. Hal ini membuat bangunan tua peninggalan Belanda ini ibarat bangunan tanpa pemilik. Bahkan terkesan mirip rumah hantu. Beruntung, sekarang ada inisiatif dari mahasiswa Papua di Bandung untuk mendorong agar aset milik Pemprov Papua ini bisa direnovasi.
Nama Kamasan diambil dari Bahasa Biak yang artinya tukang atau ahli menempa besi atau paran. Oleh karena itu tak heran kalau orang-orang yang mempunyai keahlian dalam budaya suku Byak biasanya disebut sebagai Sinan Kamasan. Artinya, orang-orang yang mempunyai keahlian dalam ilmu pengetahuan.
Mungkin dengan meminjam kata Kamasan ini, mendiang Gubernur Provinsi Irian Barat, Frans Kaisiepo, memakai nama ini untuk melahirkan generasi muda Irian Barat kala itu agar berhasil dan menjadi orang pandai, berbudi pekerti.
Itulah sekelumit kisah soal seputar Asrama Kamasan II Bandung yang pernah diceritakan oleh dua alumni Bandung, Dr HJ Wospakrik, MSc dan Ir Roberth Karma. (*)