Masyarakat Adat Papua serukan penyelamatan Cycloop di Forum ARC Nepal

Perwakilan masyarakat Papua, George Weyasu, saat berbicara di Forum Asian Regional Consultation di Kathmandu, Nepal dalam agenda Konsultasi Regional se-Asia pada 4-6 September 2023. - Jubi/Dok George Weyasu

Jayapura, Jubi – Conservation Internasional atau CI menggelar Konsultasi Regional se-Asia, 4-6 September 2023, di Kathmandu, Nepal untuk berbicara mengenai kendala serta tantangan masyarakat adat dalam menjaga, mengelola, dan melestarikan hutan yang merupakan sumber kehidupan.

Indonesia yang diwakili perwakilan masyarakat Papua, George Weyasu, dalam siaran pers yang diterima Jubi, Rabu (6/9/2023) malam, mengatakan organisasi masyarakat adat dari Indonesia, Thailand, Nepal, dan Filipina difasilitasi CI bertemu untuk konsultasi dan berdialog, berbagi pengalaman dari negara masing-masing tentang kendala serta tantangan masyarakat adat dalam menjaga, mengelola, dan melestarikan hutan yang merupakan sumber kehidupannya.

“Kami diundang Conservation Internasional, organisasi internasional yang concern pada konservasi lingkungan hidup yang berkedudukan di Washington DC, Amerika Serikat, untuk mengikuti Asian Regional Consultation di Kathmandu, Nepal,” ujar George Weyasu.

Ia menjelaskan konsultasi tersebut membahas solusi serta mekanisme yang sederhana dan mudah untuk mengakses pendanaan dari donor, guna menopang masyarakat adat dalam rangka pelestarian dan menjaga hutan yang semakin berkurang populasinya.

Baca juga :   Kemenkumham beri remisi bagi 260 Napi Lapas Merauke

The Indigenous Peoples Finance Access Facility atau IPFAF adalah inisiatif yang didanai Departemen Luar Negeri Amerika Serikat untuk mendukung kelompok masyarakat adat di seluruh dunia agar dapat mengakses secara langsung mekanisme pendanaan yang ada, mendukung upaya untuk terus melestarikan hutan paling kritis di dunia,” katanya.

Nepal
Perwakilan masyarakat Papua, George Weyasu (kedua dari kanan), saat berbicara di Forum Asian Regional Consultation di Kathmandu, Nepal dalam agenda Konsultasi Regional se-Asia pada 4-6 September 2023. – Jubi/Dok George Weyasu

Dalam pertemuan itu juga, George Weyasu menyerukan berbagai pihak untuk menopang upaya-upaya penyelamatan Kawasan Cagar Alam atau KCA Pegunungan Cycloop, Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua.

Baca juga :   Optimisme Jurnalis di Asia Pasifik redam pengunduran diri besar-besaran

Dalam pemaparannya, George Weyasu menyebutkan KCA Pegunungan Cycloop setiap tahunnya mengalami pengurangan tutupan kawasan hutan akibat aktivitas masyarakat dalam pemanfaatan ekosistem dan sumber daya alam.

Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain pembukaan lahan, pemanenan tumbuhan yang berlebihan terhadap jenis-jenis endemik, penebangan liar, perburuan satwa liar, alih fungsi lahan, perambahan hutan, dan perladangan berpindah.

“Akibat dari aktivitas masyarakat di dalam kawasan [pembukaan lahan hutan], hal ini mengakibatkan menurunnya debit air. Bahkan beberapa sungai yang hulunya berasal dari Gunung Cycloop, telah mengering. Selain itu, terdapat pemukiman penduduk di dalam kawasan tersebut,” ujarnya.

Untuk itu, beberapa upaya yang dilakukan untuk menyelamatkan KCA Pegunungan Cycloop seperti reboisasi serta rehabilitasi hutan dan lahan di kawasan, penegakan hukum, pengembangan dan pemanfaatan hasil hutan bukan kayu atau HHBK, dan jasa lingkungan (ekowisata) serta kampanye penyelamatan hutan melalu media massa (cetak, online, dan elektronik).

Baca juga :   Terungkap, ada 18 kapal nelayan Indonesia saat insiden penembakan di perairan PNG
KCA Gunung Cycloop
Kawasan Cagar Alam Gunung Cycloop di Jayapura, Papua. – Jubi/Jerat Papua

Pegunungan Cycloop ditetapkan sebagai cagar alam berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perkebunan Nomor 56/Kpts/Um/4/1979 dan dikukuhkan dengan SK Menteri Kehutanan Nomor 365/Kpts-II/87 dengan status cagar alam seluas 22.500 hektar.

Pada tahun 2012 terjadi perubahan kawasan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 782/Menhut-II/2012 tanggal 27 Desember 2012, dimana luas kawasan Cagar Alam Gunung Cycloop menjadi kurang lebih 31.479,89 hektar. (*)

Komentar
banner 728x250