Jayapura, Jubi- Bangunan tua bertingkat itu terletak di jalan KH Mansyur No 63 Tanah Abang,Jakarta Pusat. Dikenal sebagai Mess Cenderawasih, bangunan itu merupakan peninggalan zaman Presiden Soekarno, diresmikan pada 17 September 1964.
Kini bangunan itu hendak diambil kembali oleh Pemprov Papua demi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sesuai surat Sekda Papua, M Ridwan Rumasukus pada 22 Agustus 2022.
Padahal pada plakat peresmian yang terpampang di tembok dalam ruang mess Cenderawasih menyebutkan bahwa,” Dipersembahkan ke hadapan rakyat Indonesia yang berasal daerah Provinsi Irian Barat” ditandatangani Sekretaris Koordinator Urusan Irian Barat/ Wakil Perdana Menteri.Brigjen TNI Sutjipto,SH .
Kini bangunan persembahan dari pemerintah Indonesia untuk rakyat Irian Barat itu terancam dikosongkan. Pasalnya berdasarkan Surat bernomor 013/9208/Set memerintahkan status sertifikat milik pemerintah Provinsi Papua yang berlokasi di Jl KH Mas Mansyur No 63 Kelurahan Kebon Melati, Kecamatan Tanah Abang, beralih dari Hak Pakai menjadi Hak Pengelolaan dengan Serifikat Nomor : 090100005500039 sesuai dengan program pemerintah Provinsi Papua.
Surat Sekda menyebutkan, Pemprov Papua akan memanfaatkan asset daerah guna menunjang PAD (Pendapatan Asli daerah) Pemprov. Pemprov Papua memberikan kesempatan kepada seluruh warga penghuni Mess Cenderawasih untuk mengosongkan dan meninggalkan mess tersebut, selambat-lambatnya per 1 Oktober 2022.”
Tak heran kalau warga penghuni Mess Cenderawasih tersentak kaget menerima surat pengosongan ini, sebab sudah bertahun-tahun mereka menjadi penghuni mess pemberian Presiden Soekarno itu.
Lynderd Rumaropen salah satu warga dari sebanyak 224 keluarga atau 1000 jiwa warga penghuni gedung itu, protes karena keputusan itu terlalu mendadak. Apalagi mereka tidak punya tempat tinggal lain di Jakarta.
Lagi pula, lokasi perumahan yang diberikan Pemprov di Perumahan Citra Maja di daerah Tangerang Banten, menurut pengakuan Frans Rumbino, Ketua RT 16/RW09 Kebon Melati, Tanah Abang Jakarta, kondisinya sudah rusak dan tidak layak huni. “ Perumahan itu terlalu jauh dari jalan utama, akses sulit dan tak layak untuk dihuni,”kata Rumbino seraya menambahkan warga telah melakukan aksi demo damai pada 12 Oktober 2022, meminta solusi terbaik guna menyelamatkan para penghuni Mess Cenderawasih.
Hal senada juga dikatakan Lynderd Rumaropen. Katanya lokasi tersebut jauh dari jalan raya utama dan juga sudah rusak parah. “Pokoknya perumahan itu tak layak dihuni,”kata Rumaropen kepada jubi melalui pesan WA , Minggu (16/10/2022).
Dia menambahkan mereka masih bertahan dan meminta agar Pemprov Papua mencari solusi alternatif terbaik, demi ketentraman warga.
Mantan anggota MRP Papua Barat dan juga wartawan Suara Pembaruan Th Wolas Krenak juga meminta agar pemerintah Provinsi Papua mencari alternatif solusi terbaik bagi para penghuni Mess Cenderawasih ini, sebab mereka sudah lama tinggal di situ, kerja, kuliah dan belajar.
Apalagi kata Krenak Mess Cenderawasih diberikan Presiden Soekarno untuk mengangkat harkat dan martabat orang asli Papua.
Anggota DPR Papua Barat dari Fraksi Otonomi Khusus, Dominggus Urbon mengatakan orang tuanya Dirk Barnabas Urbon sebagai penghuni pertama Mess Cenderawasih yang waktu itu bernama Mess Koreri pada 1964 sampai dengan 1966, sebelum akhirnya kembali ke Sorong.
“Bapak pejuang Trikora yang tinggal di Soa-Siu Tidore 1961-1963 dan kembali ke Jakarta lalu tinggal di Mess Koreri (1964-1966) terus pulang ke Sorong karena bapak saya jadi anggota DPR GR Irian Barat (1967-1972),”kata Urbon dalam pesan singkatnya kepada jubi.
Dia menambahkan perlu ada solusi dan penyelesaian yang bermartabat dan manusiawi.”Presiden Soekarno lah yang memberikan rumah-rumah termasuk di Tanah Abang dan juga di Kepu dan Tanah Tinggi, Kali Baru, Jakarta Pusat serta di Gunung Sahari Mess Manggarai,”kata Urbon.
Selain di Mess Cenderawasih Tanah Abang, warga Irian Barat kala itu juga mendapat Mess Kepu dan Mess Tanah Tinggi. Gubernur Irian Jaya kala itu, mendiang Acub Zainal membeli rumah bagi Pemprov Irian Jaya di Blok S Kebayoran Baru jalan Suryo 60. Bangunan di Kebayoran Baru ini sekarang menjadi kantor Perwakilan Pemda Provinsi Papua.
Sebelumnya Pemda Irian Jaya mempunyai Kantor Perwakilan di Jalan Suwiryo 43 Menteng Jakarta Pusat, berdekatan dengan jalan Cendana 10 rumah pribadi mendiang Presiden Soeharto. Sayangnya rumah bekas perwakilan Pemda Provinsi Irian Jaya itu dijual kepada pengusaha asal Sulawesi Selatan bernama Andi Sose sekitar 1990 an.
Harga tanah di Jakarta Pusat khususnya di tanah Abang mencapai jutaan rupiah. Diperkirakan harga tanah kelas 1 di Tanah Abang, Jakarta Pusat berkisar antara 30-35 juta per meter.(*)