Jayapura, Jubi – Masyarakat Kampung Enggros, Kota Jayapura meminta bantuan transportasi berupa bus kepada Pemerintah Kota Jayapura untuk fasislitas antar-jemput anak-anak menuju sekolah masing-masing. Mereka memerlukan bus sekolah karena prihatin melihat siswa dari Kampung Enggros bersekolah ke kota.
Kepala Pemerintahan pada Pemerintahan Kampung Enggros Aser Sembra menjelaskan fasilitas pendidikan di Enggros hanya ada PAUD. Sedangkan SD hingga SMA, juga perguruan tinggi hanya ada di pusat kota. Setiap hari anak-anak kesulitan transportasi ke sekolah masing yang terletak di Skyline, Hamadi, dan Abepura.
“Transportasi laut atau speed boat sudah disediakan pemerintah kampung khusus untuk antar anak sekolah ke sebelah dengan gratis, tapi untuk antar anak-anak ke sekolah masing-masing di kota itu yang agak susah, karena angkutan umum tidak sampai ke Jembatan Merah sini sehingga mereka harus jalan kaki atau naik ojek,” ujarnya di Kampung Enggros, Senin (20/01/2025).
Sembra menyampaikan masyarakat Enggros menginginkan ada sebuah SD di Enggros, namun untuk memenuhi itu pertimbangan dari Dinas Pendidikan adalah jumlah siswa di Enggros belum cukup untuk kriteria mendirikan sebuah SD.
“Hanya sampai sekarang belum ada sekolah di sini, tapi kalau ada SD kita mau biar anak-anak jangan keluar. Jumlah penduduk kami banyak, 200 KK, cuma tidak tahu ada aturan seperti itu, jadi ikuti saja,” katanya
Dengan adanya Jembatan Merah dan Jalan Ringroad, tambah Sembra, sedikit mempermudah untuk mengantar para pelajar ke sebelah, lalu mereka melanjutkan naik ojek. Padahal dulu agak susah karena masih lewat Abepura dan lewat Banteng Hamadi sehingga mengantar mereka dengan speed boat agak sulit.
“Tahun ini masyarakat mau, kalau bisa diizinkan pemerintah pengadaan bus satu saja untuk antar jemput anak sekolah. Karena kita sudah antar ke sebelah, tapi mereka mau ke sekolah itu yang agak sulit. Taksi juga tidak sampai di sini, proses sekolahnya itu bermasalah juga, kalau hujan kan jadi soal tidak mungkin naik ojek ‘tabrak hujan’,” katanya
Resiko mengantar anak-anak yang bersekolah di Abepura dengan speed boat, kata Sembra, selain tidak bis ajika hujan, juga jaraknya jauh.
“Pemerintah kampung berencana membuat proposal ke gubernur, tapi juga pemerintah kota bisa bantu masyarakat Kampung Enggros satu bus sekolah saja. Kalau tranportasi laut kami sudah sediakan, cuma darat itu yang berharap pemerintah tolong perhatikan,” katanya.
Markus Hanasbey, warga Kampung Enggros menyebutkan anak-anak umumnya bersekolah di SD Pantai Enggros yang terletak di Abepura, serta SD Negeri Tobati dan SD Negeri Megapura di Skyline.
“Setiap hari mereka pergi dari kampung ke sekolah. SMP dan SMA ada yang di Abepura, tapi juga di Hamadi sini. Memang dari Pemerintah Kampung Enggros sudah kasih bantuan speed khusus antar jemput anak-anak, tapi kalau darat masing-masing orang tua antar atau naik ojek,” katanya.
Ia menyampaikan banyak kendala yang dihadapi anak-anak untuk ke sekolah, misalnya jika motoris speed boat sakit atau hujan mereka tidak bisa pergi sekolah. Kendaraan juga masih terbatas dan angkutan umum tidak sampai ke Kampuang Enggros.
Hanasbey berharap pihak terkait dapat memberikan bantuan untuk pengadaan bus. “Agar keselamatan anak-anak menuju dan pulang dari sekolah terjamin,” ujarnya. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!